Kenaikan Harga Komoditas Energi Tekan Rupiah ke Rp14.212

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.212 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (12/10) pagi. Posisi ini melemah 5 poin atau 0,04 persen dari Rp14.207 per dolar AS pada Senin (11/10).

Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lain. Hanya baht Thailand yang menguat 0,56 persen dari dolar AS.

Sementara won Korea Selatan melemah 0,38 persen, peso Filipina minus 0,13 persen, dolar Singapura minus 0,08 persen, ringgit Malaysia minus 0,06 persen, yuan China minus 0,05 persen, yen Jepang minus 0,04 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,03 persen.

Sedangkan mata uang utama negara maju kompak bersandar di zona merah. Rubel Rusia melemah 0,18 persen, dolar Australia minus 0,14 persen, dolar Kanada minus 0,06 persen, poundsterling Inggris minus 0,04 persen, euro Eropa minus 0,03 persen, dan franc Swiss minus 0,01 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan sentimen kenaikan harga energi di dunia membayangi pergerakan mata uang, termasuk rupiah. Proyeksinya, hal ini membuat rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.200 sampai Rp14.250 per dolar AS dengan kecenderungan melemah.

“Berkembang kekhawatiran pasar terhadap kenaikan harga energi yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi global,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, pasar menilai kenaikan harga energi di dunia bisa mendorong inflasi. Bila ini terjadi, maka pasar juga semakin dekat dengan potensi terjadinya pengurangan likuiditas alias tapering dari bank sentral AS, The Federal Reserve.

Di sisi lain, kenaikan tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury masih membayangi pasar. Saat ini, yield US Treasury bertenor 10 tahun naik ke level 1,63 persen atau level tertinggi sejak 1 Juni 2021.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Media Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *