Harga Minyak Mentah Dunia Naik Lebih dari 1 Persen

Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Rabu (8/9) waktu Amerika Serikat (AS) atau Kamis (9/9) waktu Indonesia.

Mengutip Antara, Kamis (9/9), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November naik 91 sen atau 1,3 persen menjadi US$72,6 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober meningkat 95 sen atau 1,4 persen menjadi US$69,3 per barel.

Kenaikan terjadi ketika produsen minyak di Teluk Meksiko AS masih berjuang untuk memulihkan operasi sekitar 10 hari setelah Badai Ida mendarat di wilayah tersebut.

Pemerintah setempat menyatakan 77 persen produksi teluk AS masih offline pada Selasa (7/9). Angkanya setara dengan 1,4 juta barel per hari.

Sumur lepas pantai teluk AS memberikan kontribusi sekitar 17 persen dari total produksi di Negeri Paman Sam.

“Operasi kilang tampaknya membuat pemulihan lebih cepat,” kata Analis ING dalam sebuah catatan.

ING mengatakan kapasitas produksi sekitar 1 juta barel per hari ditutup untuk sementara waktu.

“Harga minyak terus mendapat dukungan dari pemadaman produksi tinggi yang sedang berlangsung di Teluk Meksiko,” kata Analis Energi di Commerzbank Research.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah turun 3,8 juta barel dalam seminggu hingga 3 September. Mereka mengantisipasi stok bensin turun 3,6 juta barel dan sulingan turun 3 juta barel.

“Kemungkinan hilangnya permintaan penyulingan dan jumlah minyak mentah mungkin sedikit berkurang,” ucap Direktur Energi Berjangka di Mizuho Bob Yawger.

Sementara, kenaikan harga minyak mentah dunia juga didorong aksi unjuk rasa di Libya yang memblokir ekspor minyak di Es Sider dan Ras Lanuf.

Sebagai informasi, harga minyak mentah berjangka WTI untuk pengiriman Oktober jatuh 94 sen atau 1,4 persen menjadi US$68,35 per barel pada perdagangan sebelumnya. Kemudian, Brent untuk pengiriman November turun tipis 53 sen atau 0,7 persen menjadi US$71,69 per barel, setelah jatuh 39 sen pada hari sebelumnya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Pasardana

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *