Harga Minyak Jatuh ke Titik Terendah Sejak Mei Gara-gara Dolar

Harga minyak mentah dunia turun ke level terendah dalam sekitar tiga bulan setelah Dolar AS menguat di tengah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi global mungkin melambat. Serta sinyal Federal Reserve akan mengurangi langkah-langkah stimulus.

melansir WSJ, Jumat (20/8/2021), harga minyak mentah Brent, patokan internasional di pasar energi, turun 2,6 persen menjadi USD 66,45 per barel.

Adapun harga minyak West Texas Intermediate berjangka, ukuran utama AS, turun 2,7 persen menjadi USD 63,69 per barel. Kedua tolok ukur harga minyak tersebut berakhir menuju penutupan harian terendah sejak Mei.

Penguatan dolar ke level terkuat sejak awal November baru-baru ini, menambah kekhawatiran di pasar komoditas energi.

Investor menjadi semakin khawatir jika dalam beberapa hari terakhir seiring meningkatnya kasus Covid-19 bisa melumpuhkan pemulihan ekonomi global dan dapat melemahkan permintaan minyak di negara-negara ekonomi besar seperti China.

Dolar yang lebih kuat cenderung memberi tekanan pada komoditas dalam mata uang AS—seperti minyak dan logam industri seperti tembaga—yang menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Tercatat jika indeks Dolar ICE, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang, naik 0,44 persen pada hari Kamis.

“Pasar sangat gugup, dan itu mungkin akan berlanjut sampai kita mendapatkan kejelasan di Jackson Hole minggu depan,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank yang berbasis di London, mengacu pada simposium ekonomi tahunan di Wyoming.

“Ada sebagian besar kekhawatiran bahwa kekuatan permintaan minyak tiba-tiba memudar cukup cepat dari China, di mana data ekonomi telah menunjukkan kelembutan. Dan ada mobilitas yang lemah di AS saat kita memasuki musim gugur.”

Risalah yang dirilis dari pertemuan Federal Reserve baru-baru ini menunjukkan bahwa pembuat kebijakan semakin sepakat tentang pengurangan pembelian aset bank sentral di bulan-bulan mendatang.

Itu telah menambah taruhan bahwa Fed juga dapat menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi, membuat Treasurys AS lebih menarik daripada obligasi pemerintah dari Jerman dan Jepang yang menawarkan imbal hasil di bawah nol.

 

 

 

 

Sumber : liputan6.com
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *