Inflasi AS Meradang, Rupiah Menguat ke Rp14.380

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.380 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (12/8) pagi.  Mata uang Garuda menguat 0,02 persen jika dibandingkan perdagangan Rabu (11/8) sore di level Rp14.382 per dolar AS.

Pagi ini, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Tercatat, yen Jepang menguat 0,07 persen, dolar Singapura melemah 0,02 persen, sedang yuan China menguat 0,04 persen.

Begitu juga dengan peso Filipina menguat 0,07 persen, ringgit Malaysia menguat 0,07 persen, bath Thailand melemah 0,09 persen, dan dolar Taiwan menguat 0,04 persen.

Kemudian, won Korea Selatan melemah 0,14 persen dan rupee India melemah 0,02 persen.

Sementara, mayoritas mata uang di negara maju juga menguat terhadap dolar AS.

Kondisi ini ditunjukkan oleh poundsterling Inggris menguat 0,02 persen, dolar Kanada melemah 0,06 persen, franc Swiss menguat 0,01 persen, dan dolar Australia melemah 0,09 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini. Realisasi inflasi AS yang tidak setinggi ekspektasi awal membuat dolar AS melemah.

Data pemerintah AS menunjukkan inflasi AS sebesar 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juli 2021. Sementara, inflasi AS tercatat 0,5 persen jika dilihat secara bulanan (month to month/mtm) per Juli 2021.

“Hasil data tersebut (inflasi AS) menyingkirkan sementara isu tapering atau pengetatan moneter, sehingga dolar AS melemah terhadap nilai tukar lainnya,” terang Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Namun, Ariston memproyeksi penguatan rupiah akan bersifat terbatas. Hal ini karena pasar masih khawatir dengan lonjakan kasus covid-19.

“Potensi penguatan rupiah ke area Rp14.350 per dolar AS dengan potensi resistance di kisaran Rp14.400 per dolar AS,” pungkas Ariston.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *