Lagi, Yuan Sukses Bungkam Dolar AS

Sistem Perdagangan Valuta Asing China (CFETS) mencatat kurs yuan kembali menguat 184 basis poin menjadi 6,4651 terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini. Yuan memperpanjang kenaikan untuk hari kedua beruntun, setelah terangkat 20 basis poin sehari sebelumnya.

Mengutip Antara, Kamis, 22 Juli 2021, di pasar spot valuta asing Tiongkok, yuan diperbolehkan naik atau turun dua persen dari tingkat paritas tengahnya setiap hari perdagangan. Kurs tengah yuan terhadap dolar AS didasarkan pada rata-rata tertimbang harga yang ditawarkan oleh pelaku pasar sebelum pembukaan pasar uang antarbank pada setiap hari kerja.

Sementara itu, mata uang safe haven dolar AS jatuh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis WIB). Dolar mundur dari tertinggi lebih dari tiga bulan karena selera risiko kembali dengan saham-saham lebih tinggi, meskipun investor tetap berhati-hati di tengah kekhawatiran inflasi dan kekhawatiran tentang varian virus korona yang sangat menular.

Pada perdagangan sore di New York, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,2 persen menjadi 92,755. Pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), indeks dolar mencapai level tertinggi lebih dari tiga bulan. Tempat berlindung yang aman lainnya, yen Jepang, juga turun terhadap dolar, karena penghindaran risiko mereda.

Varian delta dari virus korona, yang telah menyebabkan lonjakan infeksi di seluruh dunia, naik ke puncak kekhawatiran investor bersama dengan inflasi minggu ini, mendorong bursa saham global turun tajam pada Senin, 19 Juli. Pasar ekuitas Eropa melonjak pada Rabu, 21 Juli, dan saham Wall Street juga menguat.

Namun para pelaku pasar tetap bullish pada prospek dolar, setidaknya selama beberapa bulan ke depan. “Antara diferensial imbal hasil dan permintaan safe-haven yang didorong oleh covid, dolar AS telah menjadi primadona bola valas minggu ini,” kata Kepala Riset Pasar Global FOREX.com dan City Index, Matt Weller.

“Tema-tema ini akan terus mendukung dolar dalam beberapa minggu mendatang, tetapi pemulihan selera risiko pasar, terutama jika didorong oleh stimulus moneter atau fiskal tambahan dari AS, akan melemahkan tren kekuatan yang baru lahir pada greenback,” tambahnya.

Langkah-langkah stimulus Federal Reserve atau pelonggaran kuantitatif telah menahan dolar karena meningkatkan pasokan mata uang dalam sistem keuangan. “Saat ini kami memiliki inflasi tinggi di AS yang membuat pintu terbuka bagi The Fed untuk mengurangi stimulus,” kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *