Bank Prancis ini Bilang Jalan Emas ke US$ 2.000 Susah!

Harga emas dunia masih sulit tembus ke level US$ 1.900/troy ons. Societe Generale bank asal Prancis memperkirakan jalan emas ke US$ 2.000/troy ons semakin berat.

Rabu (9/6/2021), harga emas dunia di pasar spot melemah tipis 0,08% ke US$ 1.891,3/troy ons. Sejak 3 Juni 2021, harga emas belum pernah ditutup lagi di level psikologis US$ 1.900.

Dalam catatan terbarunya analis Bank Societe Generale menjelaskan faktor kenaikan inflasi (reflasi) masih menjadi tema utama yang mendorong tren bullish pasar emas. Sentimen inflasi masih sangat dominan di pasar emas.

Namun apabila sentimen ini mulai kehilangan momentum maka harga emas bisa jatuh dalam waktu yang singkat. Menurutnya investor harus lebih fokus pada suku bunga riil bukan nominal.

Pasalnya dengan kenaikan inflasi maka suku bunga riil masih negatif. Bayangkan saja dengan inflasi 4,2% (yoy) bulan April di AS maka imbal hasil (yield) riil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun menjadi minus 2% lebih. Memang jika melihat nominalnya yield terus merangkak naik.

Apabila melihat permintaan untuk investasi, adanya inflow sebesar 100 ton emas diperkirakan oleh bank asal Prancis tersebut bisa mendorong harga emas ke US$ 2.000/troy ons.

Selain inflasi masalah utang negara yang membengkak juga menjadi faktor pendorong naiknya harga emas. Pandemi Covid-19 membuat pendapatan negara dari pajak turun tetapi di saat yang sama belanja pemerintah bengkak.

Jika krisis utang terjadi maka harga emas berpeluang makin naik. Namun di saat yang bersamaan jika krisis utang terjadi dan dolar AS juga menguat justru yang terjadi sebaliknya.

Namun risiko yang membayangi emas juga besar. Melansir Kitco News analis Societe Generale mengatakan bahwa kondisi perekonomian yang membaik menjadi risiko terbesar bagi harga emas.

“Skenario pemulihan ekonomi karena lancarnya program vaksinasi yang efektif masih akan menjadi sentimen paling bearish untuk emas karena akan meredakan kekhawatiran gejolak ekuitas dan kebijakan moneter yang dovish,” kata para analis.

“Risiko penurunan yang lebih besar dari skenario ekonomi yang lebih baik dengan tingkat kenaikan suku bunga yang lebih tinggi, kami percaya hal tersebut akan menambah 200 ton arus keluar dari ETF dan dapat menurunkan harga emas sebesar US$ 200/ons dari perkiraan kasus dasar kami.”

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Antaranews.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *