Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Rupiah Perkasa Rp14.271

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.271 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (3/6) pagi. Posisi tersebut menguat 0,06 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.280 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Dolar Singapura melemah 0,01 persen, dolar Taiwan menguat 0,3 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,24 persen.

Kemudian, peso Filipina menguat 0,04 persen, rupee India melemah 0,26 persen, yuan China menguat 0,07 persen, yen Jepang melemah 0,08 persen, ringgit Malaysia menguat 0,06 persen, dan bath Thailand melemah 0,02 persen..

Begitu juga dengan mata uang di negara maju yang bergerak melemah. Franc Swiss melemah 0,03 persen, dolar Kanada melemah 0,03 persen, dolar Australia melemah 0,13 persen, sedangkan poundsterling Inggris menguat 0,01 persen.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi bergerak di zona hijau. Hal ini lantaran tingkat imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun melemah.

Biasanya, jika yield obligasi AS melemah, maka dolar AS juga akan terkoreksi. Dengan demikian, rupiah akan menguat terhadap dolar AS.

“Yield sekarang terlihat bergerak di bawah 1,59 persen. Yield ini masih bergerak konsolidasi mengikuti perubahan ekspektasi pasar terhadap perubahan kebijakan moneter di AS,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Namun, pelaku pasar juga menunggu data tenaga kerja AS yang akan rilis malam ini waktu setempat. Jika hasilnya bagus, maka akan berpengaruh terhadap kebijakan moneter AS.

“Ini bisa mendorong kenaikan yield obligasi AS kembali dan penguatan dolar AS,” ucap Ariston.

Untuk hari ini, rupiah diproyeksi masih bergerak di area Rp14.200 per dolar AS. Tepatnya, rupiah akan berada dalam rentang Rp14.250 per dolar AS hingga Rp14.300 per dolar AS.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *