Mengintip Rekam Jejak Pelatih Baru Arema FC di Kompetisi Asia

Arema FC resmi memperkenalkan Eduardo Felipe Arroja Almeida sebagai pelatih anyar mereka. Sayang, perekrutannya tak serta-merta disambut positif. Kiprah terakhirnya di Liga 1 Indonesia tidak berjalan mulus. Dia gagal menyelamatkan Semen Padang sehingga terdegradasi pada musim 2019 lalu. Namun, apakah raihan tersebut cukup untuk mengukur kemampuan seorang Eduardo Almeida? Dilihat dari rekam jejaknya, pelatih yang mengantongi lisensi UEFA Pro tersebut bisa dibilang cukup punya pengalaman di liga Asia.

Eduardo Almeida memulai kariernya melatih pada 2011 sebagai asisten pelatih di Benfica U-16. Setelah itu, dia memperkaya ilmunya dengan menjadi asisten pelatih di klub lain, seperti Almeirim U19, Atlético do Cacém, South China AA, Real Sport Clube, dan Associacao de Naval. Selama menjadi asisten, dia tercatat pernah menjadi rekan pelatih-pelatih sarat pengalaman.

Salah satunya di antaranya adalah Carlos Mozer, pelatih yang pernah menangani timnas Brasil. Pelatih kelahiran portugal debut menjadi pelatih kepala profesional pada 2008. Mantan klubnya, Atletico Cacem, menjadi klub pertama dalam posisi dia sebagai pelatih kepala. Sejak saat itu, dia banyak melanglang buana di berbagai negara, seperti Portugal, Hongaria, Tanzania, Laos, Malaysia, dan Indonesia.

Di kompetisi Asia, klub kasta tertinggi Liga Hongkong South China menjadi klub pertamanya.

Menjabat sebagai asisten pelatih, Eduardo Almeida sempat menorehkan kisah manis dengan mempersembahkan gelar juara Liga Premier Hong Kong 2007-2008 serta Hong Kong League Cup pada musim yang sama. Pada musim 2013-2014, dia sempat mencoba peruntungan di Liga Super Malaysia bersama T-Team yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi di pertengahan musim. Kala itu, dia masuk menggantikan mantan bintang West Ham United, Peter Butler. Misi tersebut berhasil dan T-Team berhasil selamat setelah finis satu strip di atas zona degradasi. Dia juga sempat menorehkan prestasi bersama tim kasta tertinggi Liga Laos, Lanexang United FC.

Almeida berhasil membawa Lanexang United FC finis sebagai runner-up pada musim 2015. Pada 2017 pelatih berusia 43 tahun ini sempat kembali ke Malaysia untuk mengulang misi penyelamatan tim degradasi. Kali ini, Melaka United yang berhasil diselamatkannya. Sayang pada pertengahan musim 2018 dia memutuskan mundur. Kemudian, tahun 2018 dia mencoba peruntungan bersama tim promosi Thai League Ubon UMT. Dia dipercaya menukangi klub berbasis di Ratchathani tersebut selama dua musim. Sayang, musim pertamanya tidak berakhir dengan manis. Ubon UMT harus terdegradasi setelah finis di posisi 17 dari total 18 klub. Cobaan tak berhenti, pada musim 2019 tim terpecah setelah mengalami krisis finansial. Satu per satu pemain pun pergi, termasuk Almeida Eduardo.

Pada musim 2019 dia kemudian bergabung dengan Semen Padang yang saat itu terseok-seok di Liga 1 Indonesia. Lagi-lagi, dia datang dengan dengan misi untuk menyelamatkan tim dari jurang degradasi. Namun, Semen Padang gagal terselamatkan setelah finis di posisi 17 dari total 18 tim Liga 1.

Namun, secara statistik setelah dia bergabung, Kabau Sirah mengalami meningkatkan performa yang cukup signifikan. Eduardo Almeida masuk pada pekan ke-20 yang menyisakan 15 pertandingan plus satu pertandingan pengganti pekan 10 yang ditunda. Dari total 16 laga yang dijalani, dia berhasil meraih lima kemenangan, lima seri, enam kekalahan dengan total koleksi 20 poin. Pada musim 2019 tersebut, Semen Padang hanya mampu meraih 7 kemenangan, 11 hasil seri. Dari data tersebut dia dapat menyumbangkan lebih dari setengah total poin yang dimiliki Semen Padang. Bisa jadi hasilnya lebih baik jika dia didatangkan lebih cepat.

Setelah itu, Eduardo Almeida mencoba peruntungan ke Liga Oman bersama Suhor FC. Kasta tertinggi Liga Oman tersebut menyajikan tantangan untuknya. Suhor FC hanya mampu finis di posisi 11 dari 14 tim dengan torehan 9 menang, 5 seri, dan 12 kekalahan. Kini, Almeida mencoba peruntungan baru bersama dengan Arema FC. Cukup menarik menanti sepak terjang Almeida mengingat Singo Edan juga punya harapan kepadanya untuk menghidupkan kembali gaya khas sepak bola Malangan yang keras, lugas, dan tanpa kompromi.

 

Sumber : kompas.com
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *