Hawa Masih Tak Enak Harga Minyak Terombang-Ambing

Harga minyak mentah berjangka mengalami penguatan di perdagangan pagi hari ini, Selasa (6/4/2021). Kedua kontrak minyak yang aktif ditransaksikan mengalami apresiasi lebih dari 1%.
Untuk kontrak Brent harganya naik 1,34% ke US$ 62,98/barel.

Sementara untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) harganya naik 1,38% ke US$ 59,46/barel. Harga si emas hitam sebelumnya ambles dan WTI drop ke bawah US$ 60/barel di tengah volatilitasnya yang tinggi.

Pelemahan dolar membuat minyak lebih menarik untuk dibeli apalagi setelah anjlok signifikan semalam ketika para produsen disebut bakal mengembalikan pasokan sebanyak 2 juta barel per hari (bph) ke pasar pada Juli nanti.

Dolar turun 0,4% terhadap beberapa mata uang lain pada hari Senin dan turun sedikit lebih jauh pada hari Selasa. Harga minyak biasanya naik terhadap dolar yang sedang jatuh. Maklum minyak dihargai dalam dolar sehingga penurunan greenback membuat minyak menjadi lebih murah bagi pengguna mata uang lain.

Menambah sentimen positif, Inggris bersiap untuk mengurangi pembatasan (lockdown) pada 12 April. Negeri Ratu Elizabeth itu berencana untuk memulai dengan pembukaan bisnis termasuk semua toko, pusat kebugaran, salon rambut, dan area perhotelan luar ruangan.

Kabar ini turut membantu mengimbangi kekhawatiran tentang kesepakatan yang dicapai oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya (OPEC+), untuk mengembalikan pasokan 350.000 barel per hari (bph) di bulan Mei, 350.000 bpd lagi di bulan Juni dan selanjutnya 400.000 bpd atau lebih di bulan Juli.

Arab Saudi juga akan menghentikan pemotongan sukarela ekstra sebesar 1 juta barel per hari selama tiga bulan itu. Pada saat yang sama, anggota OPEC Iran, yang dibebaskan dari pemotongan sukarela, meningkatkan pasokan.

Dorongan oleh OPEC+ untuk menambah pasokan terjadi meskipun ada kekhawatiran tentang peningkatan kasus Covid-19.

“Meningkatnya kasus virus di negara-negara seperti India dan Uni Eropa membuat para pedagang berhati-hati, dengan setiap pembatasan baru kemungkinan akan membebani permintaan,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan sebagaimana diwartakan Reuters.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Katadata

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *