Australia Butuh Dukungan Moneter Signifikan Perangi Pandemi Covid-19

Bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) menyebutkan Australia perlu mempertahankan dukungan moneter yang sangat signifikan selama beberapa tahun mendatang. Langkah itu dengan tetap menerapkan suku bunga acuan mendekati nol persen selama diperlukan di tengah kebangkitan pandemi covid-19.

Mengutip CNBC International, Rabu, 3 Februari 2021, Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah di level 0,1 persen pada pertemuan kebijakan pertama tahun ini. RBA juga mengejutkan pasar keuangan dengan memperpanjang program pembelian obligasi sebesar 100 miliar dolar Australia (USD76 miliar).

Dalam pidatonya di Canberra, Gubernur RBA Philip Lowe menegaskan suku bunga acuan akan tetap rendah untuk beberapa waktu meskipun ekonomi Australia telah berkinerja jauh lebih baik dari yang diperkirakan setelah sebagian besar mampu mengendalikan wabah virus korona.

“Sebelum menaikkan suku bunga, Dewan (RBA) ingin melihat inflasi berkelanjutan dalam kisaran target 2-3 persen,” kata Philip Lowe.

Lowe mengatakan upaya tersebut guna memenuhi tujuan terkait kebutuhan pasar tenaga kerja yang lebih ketat dan pertumbuhan upah yang lebih kuat dari perkiraan RBA. “Sulit untuk menentukan secara pasti kapan kondisi ini bisa dipenuhi, tapi kami tidak berharap sebelum 2024, dan bisa jadi lebih lambat dari ini,” kata Lowe.

Penurunan terburuk di ekonomi Australia sejak Depresi Hebat yang imbasnya meningkatnya pengangguran dan inflasi yang lemah mendorong RBA untuk memangkas tingkat suku bunga tiga kali pada tahun lalu. RBA juga meningkatkan neraca keuangannya dari 180 miliar dolar Australia menjadi 330 miliar dolar Australia.

Pemerintah Australia juga bergabung dari sisi fiskal dengan kebijakan moneter melalui pengeluaran fiskal sebesar 300 miliar dolar Australia. Stimulus telah memicu kebakaran di pasar perumahan di mana harga mencapai rekor tertinggi, pinjaman rumah melonjak ,dan persetujuan untuk membangun rumah mandiri telah melonjak 55 persen selama setahun terakhir.

Kebangkitan di pasar properti mendukung neraca rumah tangga dan mendorong pengeluaran melalui efek kekayaan yang positif, kata Lowe, mencatat harga yang lebih tinggi juga dapat mendorong pembangunan perumahan lebih lanjut.

“Tapi karena harga rumah naik lagi, kami akan memantau standar pinjaman dengan cermat. Kami akan prihatin jika ada penurunan dalam standar ini, tetapi hanya ada sedikit tanda-tandanya saat ini,” pungkasnya.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *