IHSG Masih akan Dihantam Keputusan The Fed dan Kasus Covid-19

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahan meskipun sebelumnya ada sentimen positif dari IMF terkait prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher mengatakan pergerakan indeks tersebut masih dibayangi tingginya kasus covid-19 dan serta keputusan suku bunga The Fed.

“Pergerakan juga dibayangi keputusan suku bunga serta kebijakan The Fed,” kata Dennies dalam riset harian, Kamis, 28 Januari 2021.

Ia menjelaskan secara teknikal pergerakan masih berada dalam tren bearish yang cukup kuat. Namun rentang pelemahan mulai terbatas terlihat dari indikator stochastic memasuki area oversold. IHSG akan diperdagangkan di level support 5.931-6.020 dan resistance 6.176-6.243.

Lebih lanjut, pelemahan yang diramal terjadi pada IHSG juga seiring dengan pelemahan bursa saham global. Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah. Dow Jones ditutup melemah 2,05 persen, Nasdaq ditutup terkontraksi 2,61 persen, dan S&P 500 ditutup melemah 2,57 persen.

Menurutnya penurunan terjadi sangat drastis setelah laporan keuangan Apple dan Tesla dirilis. Tesla juga mencatat pendapatan yang lebih buruk daripada konsensus.

“Selain itu, investor berbondong-bondong membeli saham dengan posisi short yang cukup banyak sehingga terjadi short squeeze yang mengakibatkan harga saham semakin tinggi karena short seller harus likuidasi posisi dengan membeli saham tersebut,” jelasnya.

Senada dengan Wall Street, bursa Asia dibuka melemah. Investor masih wait and see setelah mendengar The Fed mempertahankan suku bunga mendekati nol persen dan melanjutkan program pembelian obligasi sebanyak USD120 miliar setiap bulannya.

“The Fed juga mengatakan bahwa ekonomi US masih jauh dari kebijakan target kebijakan moneter dan inflasi,” jelasnya.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *