BMKG: Pusat Gempa Ada di 6 Km Laut Majene, Kedalaman 10 Km

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan gempa yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat, sejak Kamis (14/1) sampai Jumat dini hari (15/1) merupakan fenomena gempa dangkal.

Dwikorita menyampaikan pusat gempa berada di 6 kilometer (km) laut Majene dengan kedalaman 10 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter, gempa bumi ini kita kategorikan adalah gempa dangkal akibat dari aktivitas sesar atau patahan lokal yang ada di sana,” kata dia, dalam keterangan pers yang disampaikan secara virtual, Jumat (15/1).

Gempa bumi dangkal merupakan gempa yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan laut. Gempa ini kerap menimbulkan kerusakan yang besar.

Hasil analisis sementara BMKG menyatakan, mekanisme patahan tersebut merupakan mekanisme pergerakan naik. Dampak gempa dangkal ini guncangan lebih terasa dan membuat sejumlah bangunan roboh.

Berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa dengan magnitude 6,2 ini memicu kekuatan guncangan V-VI MMI di Majene, IV-V MMI di Mamuju-Majene, dan 3-4 MMI di Mamuju Utara-Mamuju Tengah

“Artinya VI MMI itu sangat dirasakan oleh banyak orang di sana dan apabila bagian bangunan, bisa roboh,” ujarnya.

BMKG mencatat, sejak gempa pertama sudah terjadi 28 kali gempa, termasuk dua yang pertama sekitar pukul 13.00 WIT, kemudian yang kedua Jumat dini hari tadi, dan 26 lainnya merupakan gempa susulan.

Terpisah, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengerahkan prajuritnya untuk ikut membantu korban gempa bumi di Sulawesi Barat.

Saat ini kata Yudo, dia telah memerintahkan KRI Teluk Ende yang sebelumnya tengah berlabuh di perairan Makasar untuk langsung menuju ke Sulawesi Barat. Dalam kapal itu kata dia telah besiaga prajurit dari Marinir Yon Marhanlam 6 yang akan membantu dalam operasi penangan bencana gempa bumi itu.

“Saya kerahkan KRI Teluk Ende dan prajurit. Sekitar delapan sampai sepuluh jam diperkiran sudah tiba di lokasi,” kata Yudo di Markas Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (15/1).

Selain KRI Teluk Ende, Yudo juga telah menyiagakan KRI Suharso dan tim medis dari berbagai unsur batalyon kesehatan, tak hanya tim medis sejumlah prajurit juga dipersiapkan untuk membantu korban gempa di Mamuju itu.

“Untuk KRI Suharso ini kan kapal rumah sakit, karena barangkali antisipasi di sana banyak korban kita siapkan KRI Suharso beserta batalyon kesehatan marinir,” jelasnya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *