Belanda Berlakukan Lockdown Ketat 5 Pekan Selama Natal

Perdana Menteri Mark Rutte mengumumkan bahwa Belanda akan melakukan penguncian wilayah (lockdown) paling ketat dengan selama lima pekan dalam periode Natal. Pemberlakuan lockdown termasuk menutup sekolah dan toko yang tidak menjual kebutuhan pokok.

Rutte mengatakan langkan tersebut dilakukan untuk membendung lonjakan kasus baru Covid-19 selama musim liburan Natal.

Tapi aturan tersebut mendapat penolakan dari warga. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor perdana menteri menentang aturan tersebut.

“Belanda akan tutup selama lima pekan. Kami tidak berurusan dengan flu sederhana seperti yang dipikirkan orang-orang di belakang kami,” kata Rutte, merujuk pada aksi demonstrasi dalam pidatonya, Senin (14/12) yang disiarkan televisi lokal.

Mengutip AFP, semua toko selain supermarket, toko makanan, dan apotek harus tutup mulai Selasa (15/12) hingga 19 Januari 2021. Sementara sekolah akan tutup mulai Rabu (16/12).

Dia juga meminta orang-orang untuk tetap tinggal di rumah dan hanya menerima maksimal dua tamu dalam sehari, maksimal tiga orang selama Hari Natal.

Museum, kebun binatang, bioskop, dan pusat kebugaran juga harus ditutup. Namun “kedai kopi” ganja dan restoran bisa tetap buka untuk layanan dibawa pulang (takeaway).

“Kita perlu menghadapi kenyataan pahit ini sebelum semuanya menjadi lebih baik. Dan ya, itu akan menjadi lebih baik. Akan ada saatnya virus corona akan berlalu, ketika hidup kita akan normal kembali,” tutur Rutte.

“Tidak akan sekarang, atau dalam sepekan, atau sebulan. Tapi dengan vaksin, 2021 memang akan menjadi tahun harapan dan cahaya di ujung terowongan,” lanjutnya.

Pada Maret lalu belanda jua telah memberlakukan lockdown ‘cerdas’ dengan menutup sekolah, tetapi tetap mengizinkan toko-toko beroperasi. Berbeda dengan lockdown sebelumnya, kali ini aturan serupa justru menjadi yang terberat sejak pandemi dimulai.

Sejak Maret, ini menjadi kali pertama bagi Rutte kembali menyampaikan pidato di televisi, karena biasanya ia mengadakan konferensi pers yang lebih informal. Sikap ini merefleksikan beratnya situasi yang sedang dihadapi Belanda.

“Ketika saya memberikan pidato pertama saya di televisi, saya sangat berharap itu akan menjadi yang terakhir. Tapi sayangnya saya harus sekali lagi berbicara kepada Anda seperti ini,” ujarnya.

Rutte juga menunda pertemuan dengan mitranya dari Belgia Alexander De Croo yang direncanakan pada Senin, “sehubungan dengan perkembangan terbaru seputar Covid-19”.

Belanda baru-baru ini memiliki beberapa tindakan pencegahan Covid-19 paling lemah di Eropa, sekaligus berjuang keras menghadapi gelombang kedua dan ketiga pandemi.

Jumlah infeksi Covid-19 di Belanda mendekati 10 ribu kasus per hari, sementara jumlah kematian keseluruhan selama pandemi telah melewati 10 ribu jiwa pada akhir pekan. Langkah-langkah pembatasan tersebut diambil setelah Jerman mengumumkan akan melakukan lockdown parsial mulai Rabu guna memerangi “pertumbuhan eksponensial” dalam infeksi Covid-19.

Pemberlakuan lockdown nasional sekaligus juga mencegah kedatangan dari negara tetangga. Pemerintah Belanda juga merekomendasikan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *