Duh! Beneran Bakal Nyungsep, Ada Ramalan Emas ke US$ 1.650

Kali ini giliran kabar kandidat vaksin AstraZeneca yang membuat harga emas terjun bebas. Ditambah dengan data ekonomi AS yang membaik harga logam kuning ini tertekan hebat.

Selasa (24/11/2020), harga emas di pasar spot mengalami koreksi sebesar 0,38% ke US$ 1.828,26/troy ons. Pada perdagangan kemarin harga emas drop 1,86%. Dalam sehari harga emas ambles lebih dari US$ 30/troy ons.

Pekan ini giliran AstraZeneca yang melaporkan hasil uji klinis tahap akhirnya. Meski efektivitasnya hanya 70% dan lebih rendah dibanding Moderna, Pfizer dan BioNTech tetapi kandidat vaksin ini memiliki beberapa keunggulan.

Keunggulan pertama adalah dari segi harga. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Inggris ini dipatok di harga US$ 3 – US$ 4 per dosis. Sementara untuk kandidat vaksin Moderna dibanderol US$ 34 – US$ 37 per dosis dan Pfizer-BioNTech di US$ 20 per dosis.

Selain lebih terjangkau, kandidat vaksin AstraZeneca juga lebih mudah dalam didistribusikan apabila dilihat dari sisi logistik. Banjir kabar vaksin yang beredar membuat optimisme di pasar membaik dan aset minim risiko (safe haven) seperti emas pun dilego.

Sentimen lain yang juga memberatkan harga emas adalah bangkitnya sektor manufaktur dan jasa AS. Pembacaan awal indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS untuk bulan November berada di angka 56,7.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan PMI manufaktur bulan Oktober di 53,4 dan perkiraan pasar bulan November di 52,5. Jika mengacu pada laporan IHS Markit, ini merupakan level tertinggi PMI manufaktur dalam 74 bulan terakhir.

Selain sektor manufaktur, sektor jasa juga mengalami ekspansi. Hal ini terlihat dari angka pembacaan awal PMI sektor jasa di 57,7 meningkat dari pembacaan Oktober di 56,9 dan jauh lebih tinggi dari perkiraan para ekonom di 55,8.

Dua kabar baik ini sukses membuat harga emas drop signifikan. Sekarang pasar sedang menunggu risalah pertemuan the Fed yang rencananya akan dipublikasikan Rabu besok (25/11/2020).

“Pasar akan mencari setiap diskusi tentang kondisi untuk memperpanjang rata-rata tertimbang jatuh tempo pembelian Treasury. Kami mengharapkan Fed menggunakan dimensi QE ini untuk melonggarkan, yang dapat menghentikan gelombang besar arus keluar ETF dari emas,” Kata ahli strategi TD Securities kepada Kitco News.

Jika banyak analis yang memandang bullish harga emas untuk tahun depan. Westpac justru melihat potensi harga bullion bisa drop ke US$ 1.650 dalam dua tahun mendatang.

“Risk aversion telah memuncak, dan begitu pula harga emas,” kata ekonom senior Westpac Justin Smirk mengatakan dalam update November.

“Tahun 2020 telah menyaksikan puncak dari perilaku risk aversion, likuiditas bank sentral, dan ketidakpastian global, karenanya perkiraan kami untuk harga emas akan turun pada tahun 2021,” kata Smirk.

Westpac memproyeksikan emas rata-rata di bawah US$ 1.760 per troy ons pada akhir tahun depan dan kemudian turun hingga US$ 1.633 pada akhir tahun 2022. Situasi akan berbalik hanya pada pertengahan 2023, ketika logam mulia akan mulai naik dan naik ke US$ 1.848 pada September 2024, menurut perkiraan jangka panjang.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Bisnis.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *