Anies Belum Putuskan Sekolah Tatap Muka Januari 2021

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan bahwa pihaknya belum memutuskan rencana pembukaan sekolah tatap muka Januari 2021 mendatang. Keselamatan anak didik, lanjut Anies, merupakan prinsip utama yang saat ini penanganannya masih dikaji lebih lanjut lantaran penyebaran virus corona (Covid-19) di ibu kota belum sepenuhnya terkendali.

“Pada saat ini belum ada keputusan apakah bulan Januari itu akan mulai belajar di Sekolah atau tidak, nanti kita akan komunikasikan,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/11).

Anies pun mengatakan untuk periode saat ini dan pada Desember mendatang, pihaknya bakal melakukan kajian mendalam dan meminta rekomendasi dari para ahli kesehatan dan pendidikan terkait rencana pembukaan sekolah tatap muka itu.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun menegaskan sekali lagi bahwa keselamatan anak didik merupakan prioritas utama. Ia pun mengungkit bahwa pihaknya memilih melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran secara daring sejak 16 Maret lalu, bahkan sebelum pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ditetapkan untuk pertama kalinya pada 10 April lalu.

“Kami akan konsultasi juga dengan ikatan-ikatan ahli di bidang kesehatan, di bidang pendidikan, sehingga keputusan kita berdasarkan situasi di Jakarta,” lanjut Anies.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengumumkan kebijakan pembelajaran tatap muka akan mulai berlaku pada Januari 2021. Keputusan itu diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

Nadiem menjelaskan penyesuaian kebijakan ini diambil sesuai hasil evaluasi yang dilakukan bersama kementerian dan lembaga terkait, serta masukan para kepala daerah dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan.

Meskipun demikian, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo meminta pemerintah daerah mempertimbangkan dengan matang rencana pembukaan sekolah di tahun ajaran 2020/2021 saat masa pandemi Covid-19. Menurutnya, masih ada ancaman penularan Covid-19.

Senada, Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa sebaiknya pemerintah memaksimalkan pengendalian kasus terlebih dahulu kurang lebih selama tiga bulan. Hasil yang ada kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan soal kebijakan pembukaan sekolah tatap muka.

Dicky menyebutkan tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum membuka kembali sekolah tatap muka. Pertama, penurunan kasus harian dalam dua pekan berturut-turut. Kedua, tren penurunan kasus yang dibarengi dengan angka positivity rate di bawah 5 persen.

Ketiga, tingkat kematian akibat Covid-19 harus menyentuh satu digit setiap hari. Jika ketiga syarat itu terpenuhi, Dicky menilai pemerintah baru bisa mempertimbangkan sekolah tatap muka. Hal ini juga tentu harus dibarengi dengan implementasi protokol kesehatan yang tepat.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Muslim Obsession

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *