Yeay! Rupiah Sudah di Bawah Rp 14.600/US$, Bisa Ngegas Lagi?

Nilai tukar rupiah menguat cukup signifikan melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (3/11/2020), hingga ke bawah level Rp 14.600/US$.

Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus membuat rupiah perkasa, sementara dolar AS sedang dalam mode defensif menanti pemilihan presiden (pilpres) di AS.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di level Rp 14.580/US$, menguat 0,31%. Setelahnya rupiah ke Rp 14.570/US$ yang merupakan level terkuat sejak 1 September.

Penguatan rupiah sempat terpangkas hingga tersisa 0,17%, tetapi akhirnya kembali ke Rp 14.580/US$ pada pukul 12:00 WIB.

Membaiknya sentimen pelaku pasar tercermin dari menghijaunya bursa saham global awal pekan kemarin, dan berlanjut hingga hari ini. Bursa Asia menguat lagi ditopang oleh data manufaktur di Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat yang menunjukkan peningkatan.

Selain itu, dolar AS kini dalam mode defensif menjelang pilpres AS berlangsung Selasa 3 November waktu setempat, artinya dimulai sore menjelang malam nanti waktu Indonesia. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam, pagi ini melemah 0,14% di 94,001.

Setelah pilpres selesai, maka fokus akan tertuju pada stimulus fiskal di AS. Cepat atau lambat stimulus tersebut akan cair, dan saat itu terjadi jumlah uang yang bereda di perekonomian akan bertambah. Secara teori, dolar AS akan melemah.

Tekanan bagi dolar AS akan lebih besar seandainya Joe Biden memenangi pilpres, sebab stimulus fiskal diperkirakan akan lebih besar ketimbang jika Donald Trump melanjutkan periode permerintahannya.

Namun, pilpres tersebut juga membuat pelaku pasar wait and see, dan peluang rupiah untuk menguat lebih jauh cukup kecil. Hal tersebut terindikasi dari kurs rupiah di pasar non-deliverable forward (NDF) siang ini yang tidak jauh berbeda dengan sebelum perdagangan dibuka.

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Jika rupiah di pasar NDF masih di sekitar situ-situ saja, rupiah kemungkinan besar tidak akan mempertebal penguatannya.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Suara.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *