Kabar Stimulus US$ 2,2 T Kian Terang, Harga Minyak Malah Drop

Harga minyak mentah terkoreksi nyaris 1% pagi ini, Selasa (29/9/2020). Meski kabar soal stimulus pengendalian Covid-19 lanjutan mulai terang, tetapi kekhawatiran tentang melemahnya permintaan masih sangat terasa di pasar.

Pada 09.15 WIB, harga minyak mentah berjangka untuk patokan global Brent turun 0,75% ke US$ 42,11/barel dan untuk acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) terpangkas 0,84% ke US$ 40,26/barel.

Sebenarnya kemarin harga emas hitam sempat naik karena kabar dari ketua DPR AS Nancy Pelosi yang mengungkapkan bahwa Demokrat telah menyiapkan rancangan undang-undang stimulus ekonomi lanjutan senilai US$ 2,2 triliun. Namun ia tidak menjelaskan kapan voting akan dilakukan.

Reuters mengabarkan paket stimulus tersebut nantinya akan dialokasikan untuk sekolah-sekolah, restoran, UKM, pekerja di sektor maskapai penerbangan dan beberapa sektor lainnya.

“Jika itu terjadi, maka stimulus AS akan sangat membantu menopang permintaan minyak AS pada titik paling kritis dan dapat memindahkan harga minyak kembali ke level sebelum September,” kata ahli strategi pasar AxiCorp Stephen Innes dalam sebuah catatan.

Brent dan WTI pada Agustus mencapai level tertinggi sejak awal Maret di tengah optimisme atas meningkatnya permintaan bahan bakar serta komitmen kuat para produsen (OPEC+) dalam memangkas pasokan. Namun setelah itu harga emas hitam turun sekitar US$ 3 karena kekhawatiran permintaan.

Lonjakan kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara telah memicu kecemasan lockdown akan kembali diterapkan. Apabila hal ini terjadi maka harga minyak mentah bisa ambrol lagi.

Reuters melaporkan impor minyak mentah bulan Agustus ke Jepang sebagai konsumen terbesar keempat dunia, merosot hampir 26%. Selain soal permintaan pasar juga akan fokus mencermati data pasokan minyak AS yang bakal dirilis pekan ini oleh asosiasi maupun badan pemerintah.

Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel dalam sepekan hingga 25 September. Mereka memperkirakan stok bensin turun 1,6 juta barel dan persediaan distilat, yang mencakup solar dan bahan bakar jet, turun 800.000 barel.

Di sisi pasokan, para pedagang juga mencermati bentrokan antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh. Jika konflik meningkat, hal itu dapat mempengaruhi ekspor minyak dan gas dari Azerbaijan, kata para analis.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Mediasumutku

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *