Trump Umumkan Pengganti Hakim Agung Ginsburg di Akhir Pekan

Presiden Donald Trump mengatakan pekan ini akan mengumumkan dua nama calon sebagai kandidat pengganti Hakim Agung Ruth Bader Ginsburg yang meninggal. Dia berharap Senat dapat memberikan suara terhadap calon pengganti sebelum dimulai pemilihan presiden Amerika Serikat.

Dua sosok ptensial yang berada dalam daftar pengganti Ginsburg yakni Amy Coney Barrett dan Barbada Lagoa.

Barret merupakan seorang akademisi sekaligus penganut Katolik yang sangat anti-aborsi. Perempuan berusia 48 tahun itu dipuji atas argumennya, kendati memiliki keterbatasan pengalaman di ruang sidang.

Perempuan yang tinggal di Chicago itu baru menjadi Hakim Federal sejak 2017 usai ditunjuk oleh Trump.

Sementara Lagoa yang menjadi kandidat kedua merupakan seorang Hakim Federal dari Miami. Trump memuji hakim berusia 52 tahun itu sebagai sosok yang ‘luar biasa, Hispanik, dan hebat’.

Para pengamat mengatakan jika Lago merupakan sosok keturunan Kuba-Arab yang bisa membantu Trump memenangkan suara di negara bagian utama Florida.

Terdapat sembilan hakim yang bertugas di pengadilan tertinggi AS, Mahkamah Agung.

Presiden akan mencalonkan sosok sebagai hakim agung, namun Senat harus memberikan suara untuk mengonfirmasi pencalonan mereka.

Mengutip AFP, Trump mengatakan akan mengumumkan calon pilihannya pada Jumat (25/9) atau Sabtu (26/9) pekan ini. Pengumuman tersebut menandai dimulainya proses konfirmasi di Senat yang dikendalikan oleh Partai Republik.

Tahap pertama merupakan Komite Kehakiman Senat yang dipimpin oleh sekutu Trump, Lindsey Graham. Setelah melalui masa persiapan, ke-22 anggota panitia akan memeriksa calon peserta dalam proses dengar pendapat.

Salah satu panitia adalah calon wakil presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Dia merupakan Senator California dan mantan Jaksa Penuntut yang terkenal karena keterampilan interogasinya yang tajam.

Jika mayoritas anggota komite menyetujui calon tersebut, maka pencalonan berpindah ke lantai Senat. Diperlukan mayoritas 51 suara sederhana untuk mengonfirmasi penunjukan seumur hidup ke Mahkamah Agung.

Partai Republik (GOP) memegang 53 kursi, sementara Partai Demokrat memiliki 47 kursi. Dua senator Republik moderat mengatakan mereka tidak berpikir Senat harus memberikan suara sebelum pemilihan presiden.

Bahkan, jika senator Republik melanggar pangkat dan memberikan suara untuk menentang calon, GOP masih memiliki cukup suara.

Menurut laporan kongres dari musim panas 2018, rata-rata dibutuhkan hampir 70 hari untuk beralih dari pencalonan ke pemungutan suara terakhir di Senat. Kini hanya tersisa 43 hari sebelum pemilihan presiden.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *