Buruan! Ada Kode Keras Harga Emas Mendekati US$ 2.000/oz

Harga emas dunia pelan-pelan mendekatkan diri ke level US$ 2.000/troy ounce (oz) pada perdagangan pagi ini, Senin (31/8/2020).

Di pasar spot dunia, harga emas dunia terpantau menguat 0,18% ke level harga US$ 1.978/oz.

Secara teknikal menurut analis, harga emas ada kemungkinan besar ke kembali ke level US$ 2.000/oz. Analis Teknikal Henan Putihrai, Liza Camelia Suryanata mengatakan menjelaskan, tren naik emas masih di dalam pola Parallel Channel karena berhasil rebound pada support lower channel (dari level penahan bawah).

“Kemungkinan bisa ke US$ 2.000- US$ 2.006 sangat mungkin dalam waktu dekat jika bisa menembus level resisten [batas atas] US$ 1.977/US$,” kata Liza.

Minggu lalu, harga emas bergerak volatil setelah ketua bank sentral AS (Federal Reserves/the Fed) Jerome Powell memberikan pidatonya di simposium Jackson Hole Kamis lalu (21/8/2020).

Dalam pernyataannya Powell tak memberikan panduan spesifik terkait dengan kebijakan moneternya ke depan. Powell hanya memberikan sinyal bahwa the Fed akan menerapkan dan tingkat pengangguran yang rendah.

Memang Powell tak secara eksplisit memberikan gambaran kebijakan bank sentral AS ke depan. Namun stance dovish masih kental terasa. Itu tandanya suku bunga akan dipatok tetap rendah selama beberapa tahun mendatang.

Pernyataan Powell sempat membuat harga emas berayun liar. Namun kembali anjloknya indeks dolar yang mencerminkan posisi greenback di hadapan mata uang lain serta turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menjadi sentimen positif bagi emas.

Emas yang diyakini sebagai aset safe haven dan memiliki karakteristik lindung nilai (hedging) serta preservasi kekayaan dan punya store of value akhirnya ditutup menguat 1,29% minggu lalu merespons adanya ancaman inflasi yang tinggi di masa mendatang.

Pelemahan dolar disertai dengan penurunan harga emas membuat logam kuning tersebut menjadi semakin murah dan kembali dilirik oleh investor. Apalagi dengan opportunity cost emas yang rendah melihat suku bunga riil yang masih tetap rendah.

Pada dasarnya investor masih melihat fundamental emas untuk jangka panjang masih menarik. Baru-baru ini, survei yang diluncurkan oleh Kitco memperkirakan harga emas akan bullish di minggu ini.

Sebanyak 80% dari 15 profesional di Wall Street yang berpartisipasi dalam survei tersebut memprediksi harga emas bakal naik minggu ini. Sementara 20% sisanya netral.

Kitco News melaporkan seorang kepala perdagangan MKS Afshin Nabavi memiliki pandangan bullish terhadap emas di atas US$ 1.900 per ons-nya. Ia mengatakan bahwa jika dolar AS tak mampu melampaui level resistennya maka harga emas berpotensi kembali menuju US$ 2.000.

“Anda hanya perlu melihat apa yang terjadi di dunia” kata Nabavi. “Semuanya mendorong harga emas untuk naik lebih tinggi” tambahnya, mengutip Kitco News.

Charlie Nedoss, ahli strategi pasar senior di LaSalle Futures Group, mengatakan bahwa dia juga bullish pada emas dalam waktu dekat karena the Fed memilih untuk mendukung pasar tenaga kerja daripada inflasi.

“Untuk the Fed, suku bunga rendah bukanlah masalah tetapi tingkat pengangguran lah yang jadi masalahnya dan itu berarti mereka akan melakukan apa yang mereka bisa untuk mendukung pasar tenaga kerja dan itu akan bagus untuk emas,” katanya.

Hasil serupa juga ditunjukkan oleh Kitco yang melakukan interview kepada 2.375 responden Main Street. Dari total responden yang berpartisipasi tersebut sebanyak 57% nya memandang bullish harga emas.

Meski Wall Street dan Main Street kompak, tetapi kemungkinan besar harga emas bakal kembali menunjukkan pola pergerakan volatilnya.

“Kita telah mengalami volatilitas tinggi selama beberapa minggu terakhir dan itu tidak akan berubah. Banyak hal yang jadi pemicunya – valuasi di pasar ekuitas, komentar Ketua Fed pada hari Kamis, pemilihan pada bulan November,” kata direktur perdagangan global Kitco Metals Peter Hug

“Volatilitas akan berada di sini setidaknya hingga Desember, yang akan sangat sulit untuk diperdagangkan,” katanya pada hari Jumat. “Setiap ada berita yang keluar dapat memicu pergerakan yang tidak stabil.”

Harga emas pekan ini diperkirakan berpotensi untuk kembali menyentuh level psikologis US$ 2.000/troy ons. Namun masih tetap ada satu catatan, yaitu adanya volatilitas yang tinggi.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tribun Manado

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *