Hati-Hati! Harga Minyak Naik Tipis tapi Aslinya Rawan Koreksi

Harga minyak mentah naik tipis pada hari Jumat (24/7/2020) karena dolar jatuh ke level terendah dalam hampir dua tahun terakhir. Permintaan tertekan akibat kekhawatiran meningkatnya kasus infeksi virus corona dan ketegangan antara Amerika Serikat (AS)-China.

Harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif diperdagangkan jenis Brent naik 0,4%, menjadi US$ 43,46/barel dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,3% menjadi US$ 41,19/barel.

“Harga minyak mentah berusaha stabil karena masih ada harapan yang tinggi bahwa Kongres akan berhasil memberikan paket bantuan pandemi lain untuk AS,” kata Edward Moya, analis senior OANDA. “Data ekonomi AS kemarin menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi masih tertekan dan cukup banyak jaminan lebih banyak bantuan federal akan datang.”

Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik menjadi 1,416 juta minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir empat bulan. Hal ini menunjukkan pemulihan ekonomi AS terhenti di tengah kebangkitan kasus COVID-19.

Amerika Serikat pada Kamis mencatat lebih dari 1.000 kematian akibat COVID-19, menandai hari ketiga berturut-turut rekor kasus. Data Worldometers menunjukkan sudah lebih dari 15,65 juta orang telah terinfeksi dan lebih dari 636.000 meninggal akibat virus ganas itu secara global.

Kenaikan infeksi telah memicu kekhawatiran di pasar bahwa karantina wilayah (lockdown) akan kembali diterapkan. Prospek perbaikan permintaan minyak menjadi suram akibat kenaikan kasus infeksi. Apalagi, jika ditambah dengan naiknya ketegangan antara AS dan China yang merupakan dua konsumen minyak teratas dunia.

China mengatakan langkah AS menutup konsulatnya di Houston sangat merusak hubungan kedua negara dan memperingatkan akan ada tindakan balasan. Namun Negeri Tirai Bambu tak merinci balasan apa yang akan dilakukannya.

Washington pada Selasa memberi China 72 jam untuk menutup konsulatnya. Langkah tersebut diambil untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Negeri Paman Sam.

Barclays Commodities Research telah mengatakan harga minyak bisa terkoreksi dalam waktu dekat jika pemulihan permintaan bahan bakar melambat lebih lanjut, terutama di Amerika Serikat. Bank investasi ini menurunkan perkiraan surplus pasar minyak untuk tahun 2020 menjadi rata-rata 2,5 juta barel per hari (bpd), dari 3,5 juta bpd sebelumnya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Lifepal

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *