Kim Jong-un Tunda Gelar Parade Militer Besar-besaran

Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un menunda rencana untuk menggelar parade militer besar-besaran di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Selatan.

Laporan media pemerintah Korea Utara, KCNA seperti mengutip AFP, Kim Jong-un diketahui melakukan pertemuan dengan Komisi Militer Pusat pada Selasa (23/6). Dalam pertemuan tersebut Kim menyatakan akan menunda aksi militer terhadap Korea Selatan.

KCNA tidak menjelaskan mengapa Kim membuat keputusan tersebut.

Ketegangan antara kedua negara terus berlanjut setelah Korea Utara pekan lalu meledakkan kantor penghubung antar-Korea.

Tak sampai di situ, Pyongyang dilaporkan memasang 20 pengeras suara baru di sepanjang perbatasan dengan Korea Selatan. Pengeras suara tersebut memutar pidato dan lagu-lagu propaganda.

Mengutip kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, Selasa (23/6), 20 pengeras suara itu diletakkan di beberapa titik di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ) di perbatasan Korut dan Korsel. Padahal, sebagian dari pengeras suara itu sebelumnya dilepas setelah kedua negara meneken perjanjian intra-Korea dua tahun lalu.

Di sepanjang kawasan DMZ, Korut masih menyiagakan 40 pengerah suara untuk keperluan propaganda. Mereka dilaporkan juga akan mengirim jutaan selebaran anti-Korsel sebagai aksi balasan.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Choi Hyun-soo, menyatakan mereka tetap memantau gerak-gerik pasukan Korut di perbatasan. Dia mengatakan akan membalas perbuatan Korut jika dinilai membahayakan.

“Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan tergantung situasi,” kata Choi.

Situasi di perbatasan Korut dan Korsel memanas setelah aktivis sekaligus pembelot Korea Utara di Korea Selatan.

Aktivis konservatif dan sejumlah pembelot Korut mengirim selebaran bernada provokatif, disertai uang kertas Dollar AS dan rekaman K-Pop menggunakan balon ke arah Korut.

Dalam sebuah laporan kepada komite pertahanan parlemen, Kemhan Korsel menuturkan Korut sedang membangun sejumlah gudang penyimpanan baru di pangkalan udara Send, Pyongyang.

Dilansir KBS World Radio, Selasa (23/6), pembangunan itu menurut Korsel menjadi pertanda bahwa Korut kemungkinan akan memamerkan sistem rudal balistik antar-benua (ICBM) atau rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) juga dalam parade militer nanti.

Meski begitu, Kemhan Korsel menegaskan bahwa lima reaktor di situs nuklir Korut di Yongbyon tetap ditutup. Sejauh ini, Seoul juga tidak mendeteksi ada aktivitas apa pun di situs itu maupun di lokasi pengujian nuklir Punggye-ri.

Namun, Kemhan Korsel mengaku pihaknya mendeteksi beberapa aktivitas manusia, peralatan, dan mobilisasi kendaraan di sejumlah situs rudal Korut. Hal itu, menurut Seoul, menandakan Korut masih mengembangkan teknologi rudal jarak pendek, menengah, dan jarak jauh.

 

 

 

 

Sumber: cnnindonesia.com
Gambar: CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *