Waspada Gelombang Kedua Corona, Yen Kembali Berjaya

Nilai tukar yen Jepang menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah pada perdagangan Selasa (12/5/2020). Pelaku pasar yang was-was akibat adanya risiko penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) gelombang kedua membuat daya tarik yen sebagai aset safe haven kembali meningkat.

Pada pukul 9:05 WIB, yen menguat 0,15% melawan dolar AS ke 107,5/US$ di pasar spot melansir data Refinitiv. Sementara melawan rupiah, yen menguat 0,66% ke Rp 138,81/JPY.

Yen sebenarnya sudah melemah dalam tiga hari perdagangan terakhir melawan dolar AS. Senin kemarin bahkan melemah nyaris 1% akibat semakin banyak negara-negara yang melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown).

Setelah lama dinanti, Inggris akhirnya mengumumkan rencana pelonggaran lockdown, mengikuti negara-negara Eropa lainnya.

Pemerintah Inggris mulai Senin kemarin mengizinkan warga yang tidak bisa work from home kembali bekerja, meski disarankan sebisa mungkin menghindari transportasi publik.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, kemarin juga menyatakan warga Inggris sudah diperkenankan beraktivitas di luar ruangan secara terbatas mulai hari Rabu. Kemudian tahap selanjutnya adalah membuka kembali sekolah pada 1 Juni. Di saat yang sama, toko-toko juga diizinkan kembali beroperasi.

Pada 1 Juli giliran bisnis hospitality yang akan kembali dibuka, tetapi dengan catatan tidak terjadi penambahan kasus yang signifikan.

Roda perekonomian perlahan kembali berputar, dan sentimen pelaku pasar kembali membaik.

Tetapi kini pelaku pasar kembali dibuat was-was, China dan Korea Selatan yang sebelumnya sudah “menang” melawan virus corona kini harus kembali siaga akibat adanya potensi penyebaran gelombang kedua. Dalam dua hari terakhir, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO menyebutkan kasus baru di China naik 0,02%.

Meski sangat tipis, tetapi itu adalah laju tercepat sejak 29 April. Artinya, ada tanda kasus baru virus corona mulai meningkat lagi. Pemerintah China mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown di Kota Shulan, Provinsi Jilin. Ini dilakukan agar virus tidak semakin menyebar.

Di Kota Wuhan, ground zero penyebaran virus corona, sudah ada satu kluster penyebaran baru setelah lockdown dicabut sebulan lalu. Ada lima pasien baru yang tinggal di sebuah pemukiman.

Kemudian di Korea Selatan, Korea Centers for Disease Control and Prevention mencatat jumlah pasien positif corona per 11 Mei adalah 10.909 orang. Naik 0,32% dibandingkan posisi per hari sebelumnya.

Seperti halnya di China, pertumbuhan kasus di Negeri Ginseng memang relatif rendah. Namun kenaikan 0,32% menjadi yang tertinggi sejak 9 April.

Akibat kenaikan jumlah kasus tersebut, sentimen pelaku pasar kembali memburuk, dan aset-aset safe haven seperti yen kembali perkasa.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kyodo News

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *