PM Inggris Longgarkan Lockdown Secara Bertahap Mulai 1 Juni

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan perpanjangan karantina wilayah atau lockdown hingga setidaknya 1 Juni. Setalah itu, ia berencana memulai pembukaan kegiatan secara bertahap yang dimulai dari sekolah.

“Bukan waktunya untuk mengakhiri lockdown pekan ini,” kata dia, dikutip dari AFP, dalam pidatonya di televisi, Minggu (10/5) waktu setempat.

Diketahui, Inggris sudah menerapkan lockdown secara nasional selama hampir tujuh pekan. Sementara, kasus kematian akibat Virus Corona di Inggris mencapai lebih dari 31.800 jiwa, yang merupakan jumlah korban terbanyak di Eropa dan kedua setelah Amerika Serikat di tingkat global.

Meskipun Inggris disebut sudah melewati puncak pandemi Corona, Johnson, yang sempat menghabiskan sepekan perawatan di rumah sakit kara terinfeksi Virus Corona, menyebut “gila” jika menyia-nyiakan pengorbanan masyarakat selama masa lockdown.

Dirinya berencana membuka karantina wilayah secara bertahap dan hati-hati. Tujuannya, menurunkan Tingkat Peringatan Covid-19, yang serupa dengan tingkatan ancaman keamanan, dengan level lima menjadi fase yang tertinggi.

Saat ini, kata Johnson, Inggris berada di level empat. Ia menyatakan “langkah-langkah yang hati-hati” diperlukan untuk turun ke level tiga, terutama ketika tingkat penularan bervariasi di seluruh wilayah.

Dia merinci tahap pertama pihaknya tetap akan meminta warga untuk bekerja jika tak bisa bekerja dari rumah. Padahal, sikap sebelumnya adalah sebisa mungkin kerja dari rumah.

“Kita sekarang perlu menekankan bahwa siapa pun yang tidak dapat bekerja dari rumah, misalnya mereka yang bekerja dalam konstruksi atau manufaktur, harus didorong secara aktif untuk pergi bekerja,” ucapnya.

Selain itu, ada beberapa pelonggaran pembatasan mulai Rabu (13/5), yang memungkinkan orang berolahraga sepuasnya, berjemur, tetapi hanya di lingkungannya.

“Pada tahap kedua, paling awal pada 1 Juni, setelah setengah semester, kami percaya kami mungkin berada dalam posisi untuk memulai pembukaan kembali pertokoan secara bertahap dan mengizinkan para siswa SD bersekolah, secara bertahap,” tuturnya.

“Dimulai dengan sekolah tingkat reception (usia 4 hingga 5 tahun), siswa tingkat tahun pertama (5 hingga 6 tahun), dan siswa tingkat tahun keenam (10-11 tahun),” tambahnya.

Tahap ketiga, lanjutnya, akan dilaksanakan paling awal pada Juli. “Kami berharap membuka kembali setidaknya beberapa industri perhotelan dan tempat-tempat umum lainnya, asalkan mereka aman dan menegakkan jarak sosial,” kata dia.

Johnson mengindikasikan kebijakan pembatasan dapat diterapkan kembali, termasuk secara lokal, jika ada lonjakan kasus.

“Kami telah melalui puncak awal [kurva Corona], tetapi turun gunung seringkali lebih berbahaya [daripada naik gunung],” ia menganalogikan.

Johnson juga tetap memperingatkan soal karantina ketat terhadap penumpang pesawat yang bepergian ke Inggris. Namun demikian, hal itu tak berlaku bagi pendatang dari Prancis dan sebaliknya.

Berdasarkan keterangan dari Istana Kepresidenan Prancis, Elysee, PM Johnson dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat lewat pembicaraan telpon untuk tidak menerapkan langkah-langkah karantina bagi para pendatang di Inggris dari Prancis.

“Tidak ada tindakan karantina yang berlaku bagi pendatang dari Perancis pada tahap ini. Tindakan apa pun dari satu pihak atau pihak lainnya akan dilakukan secara terkoordinasi dan timbal balik,” kata pernyataan itu.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Republika

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *