Pelonggaran Lockdown di Sejumlah Negara Angkat Harga Minyak

Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Senin (4/5). Penguatan harga minyak ditopang rencana sejumlah negara melonggarkan penguncian wilayah (lockdown) virus corona.

Mengutip Antara, Selasa (5/5), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik 76 sen atau 2,9 persen ke posisi US$27,20 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 61 sen atau 3,1 persen ke US$20,39 per barel.

Diketahui, Italia, Finlandia, dan beberapa negara bagian AS berencana melonggarkan lockdown. Upaya itu dilakukan untuk membangkitkan kembali ekonomi mereka.

Akan tetapi, sejumlah pihak memperingatkan agar mereka bertindak terlalu cepat lantaran kasus virus corona melewati 3,5 juta orang dan korban meninggal mendekati seperempat juta secara global.

Rencana pelonggaran lockdown itu mendukung kebijakan pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia atau OPEC+. Organisasi itu memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) pada Mei dan Juni.

Pasalnya, permintaan bahan bakar di seluruh dunia turun sekitar 30 persen pada April karena pandemi virus corona. Konsumsi yang lemah diperkirakan akan menggerogoti pasar minyak mentah selama berbulan-bulan.

Namun, para analis mengatakan bahwa pelonggaran lockdown dapat membantu efektivitas kebijakan pengurangan produksi.

“Pasar terus mempertimbangkan gagasan bahwa segalanya membaik,” kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Di sisi lain, Goldman Sachs mengatakan semakin optimis tentang kenaikan harga minyak tahun depan, karena produksi minyak mentah lebih rendah dan permintaan minyak perlahan pulih.

Bank Wall Street menaikkan perkiraan harga untuk Brent menjadi US$55,63 per barel di 2021 dari sebelumnya US$52,50 per barel. Sedangkan prediksi WTI naik dari US$48,50 per barel menjadi US$ 51,38 per barel.

Akan tetapi, kenaikan harga minyak tertahan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

“Pertengkaran lisan dengan Presiden Trump tidak baik untuk pertumbuhan permintaan China, mengingat kondisi pasar saat ini yang rapuh,” ujar Direktur energi berjangka di Mizuho Bob Yawger.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *