Pemkot Bekasi Bersiap Lockdown Jika Kasus di Jakarta Naik

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengaku siap mengantisipasi kemungkinan terburuk jika angka penyebaran virus corona terus meningkat di Jakarta.

Pemkot Bekasi bahkan mengaku siap untuk lockdown atau membatasi aktivitas warganya jika jumlah pasien positif corona di Jakarta terus meningkat.

Hal itu diutarakan Kepala Bagian Humas Setda Kota Bekasi, Sajekti Rubiyah. Pemkot Bekasi, kata dia, bisa saja mengambil opsi lockdown jika jumlah pasien positif corona di Jakarta terus meningkat.

“Ya kalau memang di wilayah di luar Bekasi lebih tinggi, masalahnya masyarakat Kota Bekasi itu banyak bekerja di Jakarta,” kata Sajekti saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (17/3).

Namun demikian, kata Sajekti, Pemkot Bekasi saat ini masih terus mengkaji jika opsi lockdown terpaksa memang harus diambil. Ia menjelaskan, ada dampak positif dan negatif jika opsi diterapkan.

Menurut Sajekti, lockdown di satu sisi memang penting untuk menekan angka penyebaran virus corona di masyarakat, terutama bagi warga Kota Bekasi. Menurutnya, hampir 70 persen warga Kota Bekasi bekerja di Jakarta.

Oleh karena itu, menurut dia warga Kota Bekasi, memiliki kemungkinan tinggi untuk terinfeksi. Dengan lockdown, angka penyebaran lewat warga Kota Bekasi yang bekerja di Jakarta bisa diantisipasi.

Namun, selain itu pihaknya juga harus siap mengantisipasi dampak negatif dari opsi tersebut, termasuk salah satunya soal persediaan bahan pangan bagi warga. Pemkot Bekasi kata Sajekti memastikan stok persediaan pangan bagi warga Kota Bekasi saat ini masih cukup.

“Kemarin Pak Wali (Kota) sudah membagi tugas dengan Pak Wakil (Wali Kota). Pak wakil memonitor kesediaan pangan. Itu Alhamdulillah kita masih cukup,” kata Sajekti.

Lebih lanjut, Sajekti menerangkan, Pemkot Bekasi saat ini juga terus bersiap untuk mengantisipasi penyebaran corona di Jakarta. Pihaknya sudah menyiapkan RSUD Kota Bekasi sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien positif corona.

Pihaknya sudah menyaipakan satu lantai di rumah sakit tersebut sebagai ruang isolasi untuk merawat pasien corona.

Namun demikian, kata Sajekti hingga saat ini Pemkot Bekasi menyatakan belum menerima data ada warganya yang sudah positif corona. Pihaknya hanya menerima kabar tetang beberapa pasien yang mengalami gejala, atau Orang dalam Pemantauan.”Terindikasi sudah ada. Tapi, kemarin semuanya sudah boleh sehat. Sudah tidak ada masalah apa-apa,” ucapnya.

Per hari ini, hingga 31 Maret mendatang aparatur sipil negara (ASN) di Kota Bekasi juga sudah diberlakukan sistem kerja lewat rumah. Kebijakan itu dikeluarkan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi lewat surat edaran menindaklanjuti instruksi Menteri PAN-RB Nomor 19 Tahun 2020 untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Sajekti menegaskan, aturan sistem bekerja di rumah bukan berarti libur. Ia memastikan pelayanan publik, meski ada surat edaran tersebut, tetap berjalan. Pemkot Bekasi masih menugaskan sejumlah pegawainya untuk melakukan sejumlah pekerja yang memang dibutuhkan untuk pelayanan publik.

“Masih ada yang di kantor. Terutama jenis pekerjaan yang bersifat pelayanan langsung kepada masyarakat,” ujarnya.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *