Call Center Corona DKI Terima 2.689 Laporan Sejak Januari

Tim Tanggap Virus Corona DKI Jakarta menerima ribuan sambungan telefon terkait risiko virus corona (Covid-19).

“Tanggap Covid sampai hari ini telah melayani panggilan telepon sebanyak 2.689 telpon dan WhatsApp, sehingga cukup tinggi intensitas kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman di Posko,” ujar Asisten Sekda DKI Jakarta Bidang Kesejahteraan Rakyat yang Juga Ketua Tim Reaksi Cepat COVID 19 DKI, Catur Laswanto, di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (5/3).

Sehari sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan lebih dari 2.000 penelepon yang diterima posko itu adalah data sejak akhir Januari lalu.

“Lebih dari 2.000 penelepon sejak awal. Bukan kemarin [Selasa] saja, tapi sejak tanggal 27 Januari lalu,” kata Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (4/3).

Dia tak merinci bentuk laporan dan kasus yang ditindak dari kondisi tersebut. Namun, Widyastuti menegaskan Dinkes DKI terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menangani kasus Corona di ibu kota negara RI itu.

“Kita berkoordinasi dengan Kemenkes terkait kegiatan penyelidikan epidemiologi bahwa semua kasus yang dilakukan adalah terkonfirmasi atau kasus dalam pemantauan atau kasus dalam pengawasan,” ujar Widyastuti.

“Kita perlu berkoordinasi juga karena kasus ini lintas batas. [Pasien] tinggal di luar DKI, tapi dirawat di DKI Jakarta,” sambungnya.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat untuk tidak datang ke rumah sakit atau puskesmas terdekatjika mengalami gejala virus corona. Anies menyarankan masyarakat untuk menghubungi nomor telepon 112 atau 119. Ia juga menetapkan Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentant Peningkatan Kewaspadaan terhadap risiko penularan infeksi corona pada 25 Februari lalu.

Edukasi untuk Hindari Kepanikan

Sementara itu, hari ini anggota Fraksi PDI P di DPRD DKI, Yuke Yurike, meminta Anies dan anak buahnya gencar mengedukasi masyarakat terkait virus corona.

Salah satunya adalah menunjukkan bahwa terinfeksi virus corona bisa disembuhkan. Itu, kata dia, serupa dengan apa yang sudah dilakukan Singapura.

“Dengan bahasa yang mudah dan semua unsur di bawah itu mengerti bahwa ini bisa sembuh dan angkanya lumayan tinggi untuk penyembuhan,” kata Yuke kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/3).

“Ya mungkin memang obatnya belum ditemukan, tapi ada angka yang menyatakan mereka bisa sembuh. Ini sudah dilakukan di Singapura,” sambungnya.

Yuke menilai selama ini Pemerintah DKI hanya menginformasikan data mutakhir mengenai jumlah pasien terus menerus. Itu, kata dia, justru bisa membuat masyarakat panik tanpa edukasi menyeluruh mengenai peluang sembuh dari virus tersebut. Panik berlebih tanpa edukasi, ujar Yuke, hanya akan menimbulkan kekacauan.

“Termasuk tahapan harus kemana rumah sakit ke mana dan lain-lain. Ini harus dipahami masyarakat dari mulai petugas kesehatan, guru juga harus paham. Sambil tetap tenang dan jangan panic berlebihan,” ujar Yuke

“Yang penting edukasi, sosialisasi cara pencegahan dan penanganan, dan harus menghubungi ke mana, ke siapa. Di tempat umum juga bisa ada campaign atau informasi yang dipasang,” imbuhnya.

Sejauh ini, baru dua pasien yang ditetapkan positif corona di Indonesia. Kepastian dua pasien–yang merupakan ibu dan anak warga Depok–itu terinfeksi corona disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada Senin (2/3).

Sementara itu, data per Rabu (4/3) ada 26 pasien di DKI yang masuk kategori pengawasan di Rumah Sakit rujukan Kemenkes dan ada 120 orang yang masuk dalam pemantauan.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : ANTARA Foto

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *