Efek Corona, Para Menkeu G-20 Masih Optimistis soal Ekonomi

Ekonomi dunia pada tahun 2020 dan 2021 diproyeksikan akan tumbuh meski di tengah merebaknya wabah virus corona asal Wuhan, China. Prediksi itu mengemuka karena kebijakan moneter longgar yang diterapkan bank sentral dan meredanya isu perang dagang yang akan menjadi pendorong pertumbuhan.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dengan para menteri keuangan Kelompok 20 (G20) serta pimpinan berbagai bank sentral, di Riyadh, Arab Saudi, pekan lalu.

“Dalam skenario dasar kami saat ini, kebijakan yang diumumkan telah diterapkan dan ekonomi China akan kembali normal pada kuartal kedua,” kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Sabtu (22/2/2020).

“Akibatnya, dampaknya terhadap ekonomi dunia akan relatif kecil dan berumur pendek.”

Namun demikian, sebelumnya Georgieva memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun ini akan turun sebesar 0,1 poin persentase karena wabah virus mirip SARS ini akan berlangsung cukup lama.

“Tapi kami juga melihat skenario yang lebih mengerikan di mana penyebaran virus berlanjut lebih lama dan lebih global, dan konsekuensi pertumbuhan lebih berlarut-larut,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, wabah virus corona telah menjadi sumber kekhawatiran global. Virus corona atau Covid-19 telah menjangkiti 78.990 orang di seluruh dunia per Senin pagi ini (24/2/2020), menurut data Johns Hopkins CSSE. Sementara itu korban tewas mencapai 2.469 orang dengan pasien sembuh sebanyak 23.406.

Pandangan baik terhadap pertumbuhan ekonomi dunia juga disampaikan oleh para pemimpin di sektor keuangan negara G20.

Mereka mengatakan, pertumbuhan global diperkirakan akan meningkat secara moderat pada tahun 2020 dan 2021, di mana pemulihan didukung oleh berlanjutnya kondisi keuangan yang akomodatif dan meredanya ketegangan perdagangan.

Lebih lanjut, para pemimpin keuangan tersebut mengatakan akan memantau dampak wabah coronavirus pada pertumbuhan global dan meluncurkan tindakan penanganan jika diperlukan.

“Kami akan meningkatkan pemantauan terhadap risiko global, termasuk wabah Covid-19 baru-baru ini. Kami siap mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengatasi risiko ini,” kata Georgieva.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin juga telah menegaskan kembali hal itu. Mnuchin mengatakan, para bankir akan mencari opsi untuk menanggapi epidemi jika diperlukan, sementara Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan dia siap untuk melonggarkan kebijakan jika perlu dilakukan.

Menteri Keuangan Saudi Mohammed al-Jadaan juga menyampaikan para pemimpin negara G20 siap melakukan penanganan secara bersama-sama.

“Kami telah membahas wabah virus corona di China dan negara-negara lain dan semua negara G20 sepakat secara kolektif untuk siap melakukan intervensi dengan kebijakan yang diperlukan.” jelasnya pada konferensi pers di pertemuan tersebut.

Pemerintah China, pusat wabah dan negara yang paling terdampak, juga telah menyatakan hal yang sama. Dalam siaran di televisi pemerintah pada hari Minggu, Presiden China Xi Jinping mengatakan akan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk membantu meredam dampak yang dibawa virus corona terhadap ekonominya.

“Wabah pneumonia coronavirus yang baru pasti akan memiliki dampak yang relatif besar pada ekonomi dan masyarakat,” kata Xi, sebelum menambahkan bahwa efeknya akan bersifat jangka pendek dan dapat dikendalikan.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Republika

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *