Waspada ‘Rush Money’, Dolar Singapura Terlemah 2 Tahun

Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah di awal perdagangan Senin (10/2/2020) dan berada di dekat level terlemah dalam lebih dari 2 tahun terakhir.

Dolar Singapura melemah 0,21% di level Rp 9.616,17/SG$ di awal perdagangan, berada di dekat level terendah sejak Oktober 2017 yang dicapai pada Jumat akhir pekan lalu. Posisi tersebut membaik, mata uang Negeri Merlion ini berbalik menguat 0,33% ke Rp 9.868,99/SG$ pada pukul 9:40 WIB di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Berikut kurs jual beli dolar Singapura yang diambil dari beberapa situs resmi bank nasional pada pukul 9:45 WIB.

Wabah virus corona yang sampai ke Singapura membuat nilai tukar mata uangnya terpukul dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data dari ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona kini menjadi 910 orang, dan telah menjangkiti lebih dari 40.000 orang di berbagi negara.

Singapura menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak kedua setelah China yang menjadi asal virus tersebut. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan hingga minggu kemarin sudah ada 43 kasus virus corona, dan 22 di antaranya terjangkit di dalam negeri.

Perekonomian Singapura diperkirakan akan mengalami tekanan akibat wabah virus corona, terutama di sektor pariwisata dan perdagangan.

“Sektor pariwisata telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona, akibat penurunan kedatangan wisatawan, khususnya dari China” kata Singapore Tourism Board (STB) sebagaimana dilansir Channel News Asia.

Singapura merupakan salah satu tujuan utama wisatawan asal China dan juga merupakan travel hub regional sehingga rentan terhadap wabah virus corona.

Akibat wabah virus corona, jumlah wisatawan asal Negeri Tiongkok diprediksi akan menurun drastis.

Berdasarkan data STB sepanjang tahun 2019, ada sebanyak 3,6 juta wisatawan dari China yang berkunjung ke Singapura, angka tersebut merupakan 20% dari total wisatawan sepanjang tahun lalu.

Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan Singapura harus “siap secara mental” menghadapi virus corona yang dampaknya akan lebih “luas, dalam, dan panjang” dari wabah SARS tahun 2003 lalu. Sebabnya, nilai perdagangan Singapura dan China saat ini sudah naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2003.

Di sisi lain, Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) meminta lembaga keuangan di Negeri Merlion untuk bersiap mengelola setiap peningkatan permintaan pada layanan keuangan tertentu, seperti penarikan tunai atau layanan keuangan online.

MAS yang merupakan bank sentral dan otoritas moneter dan keuangan Singapura juga mengingatkan perusahaan keuangan agar berhati-hati terhadap ancaman keamanan siber.

“Ada beberapa kasus pelaku ancaman dunia maya untuk mengambil keuntungan dari situasi Novel Coronavirus (2019-nCoV), untuk melakukan penipuan email, serangan phishing dan ransomware,” kata MAS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (9/2/2020).

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *