Harga Minyak Anjlok, Tak Kuasa Hadapi Serangan Virus Corona

Mengawali perdagangan minggu ini, harga minyak mentah kontrak diperdagangkan anjlok. Jumlah korban berjatuhan akibat virus corona baru terus bertambah membuat pasar semakin cemas dan harga si emas hitam terkoreksi.

Senin (27/1/2020) pukul 09.30 WIB, data Refinitiv menunjukkan harga minyak mentah kontrak anjlok lebih dari 2% dan menyentuh level terendah sejak November tahun lalu. Brent terkoreksi 2,13% ke level US$ 59,4/barel sementara minyak mentah kontrak acuan WTI terpangkas 2,33% ke level US$ 52,95/barel.

Perkembangan terbaru menunjukkan jumlah kasus virus corona semakin bertambah. CNBC International mengabarkan sampai saat ini sudah ada 2.744 kasus pneumonia dilaporkan dan 461 dalam kondisi kritis. Jumlah korban meninggal dunia mencapai 80 orang.

Selain China, kasus virus corona baru ini juga dilaporkan di banyak negara. Walau tak sebanyak China, jumlah negara dan kasus yang dilaporkan bertambah tiap harinya. Negara yang sudah melaporkan adanya kasus virus corona ini antara lain Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Macau, Thailand, Taiwan, Vietnam, Nepal, Perancis, Australia, Canada hingga Amerika Serikat.

Momen tahun baru imlek di China yang seharusnya menyenangkan malah berubah menjadi mencekam akibat wabah virus corona. Sektor perjalanan dan pariwisata yang seharusnya terdongkrak karena tahun baru justru loyo.

Pada Sabtu kemarin, Wakil Menteri Transportasi China Liu Xiamong mengatakan bahwa sektor perjalanan pada hari pertama tahun baru tikus logam kali ini anjlok 28,8% dibanding tahun lalu.

Secara rinci CNBC Internasional melaporkan perjalanan melalui jalur udara turun 41,6% , sementara perjalanan menggunakan kereta dan jalur darat lain masing-masing anjlok 41,5% dan 25%.

Wabah yang terus menjangkiti kota Wuhan dan sekitarnya, membuat pemerintah China tak punya opsi lain kecuali menutup akses ke beberapa kota yang berpopulasi lebih dari 35 juta orang di Provinsi Hubei.

Pada Minggu (26/1/2020) stasiun kereta di Chengdu mengumumkan akan menutup beberapa jalur kereta cepat, termasuk rute ke Shang Hai dalam beberapa hari ke depan hingga awal Februari.

Fasilitas transportasi umum yang ditutup membuat sektor transportasi jadi kena imbasnya memang. Kala sektor transportasi anjlok, maka permintaan akan bahan bakar terutama minyak berpotensi besar ikut terpangkas. Inilah yang dicemaskan pasar minyak mentah saat ini.

Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan pekan lalu, Goldman Sachs memperkirakan jika wabah ini terus meluas, permintaan minyak tiap harinya terpangkas sebanyak 260.000 barel. Laporan lain yang dirilis oleh JP Morgan, jika wabah ini terus meluas maka harga minyak mentah bisa terpangkas hingga US$ 5/barel.

Dalam hitungan kurang dari sebulan virus ini terus berkembang. Sejak pertama menelan korban pada 9 Januari lalu, kasus kematian yang dilaporkan tiap harinya terus bertambah. Tim Riset CNBC Indonesia mencatat setidaknya ada 4 kasus kematian per hari sejak saat itu.

Reuters melaporkan, Menteri Energi Arab Pangeran Abdulaziz bin Salman terus memantau perkembangan terbaru kasus ini dan yakin virus baru ini dapat dikontrol.

“Pasar saat ini digerakkan oleh faktor psikologis dan ekspekasi yang sangat negatif dari pelaku pasar meskipun dampaknya sangat terbatas pada permintaan minyak global” katanya, melansir Reuters.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Financeroll

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *