AS-Tiongkok Teken Kesepakatan Perdagangan, Dolar AS Ambruk

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) terpantau melemah pada perdagangan terakhir Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Kondisi itu terjadi setelah Amerika Serikat dan Tiongkok menandatangani kesepakatan untuk mengurangi perang perdagangan mereka.

Mengutip Antara, Kamis, 16 Januari 2020, kedua negara mengumumkan kesepakatan perdagangan awal pada Rabu waktu setempat (Kamis WIB) yang akan menurunkan beberapa tarif dan meningkatkan pembelian Tiongkok atas barang dan jasa AS, meredakan konflik 18 bulan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Tetapi kesepakatan mempertahankan pemberlakuan pada tarif 25 persen untuk sejumlah besar barang industri dan komponen Tiongkok senilai USD250 miliar yang digunakan oleh pabrikan Amerika Serikat.

“Tidak banyak reaksi sama sekali terhadap penandatanganan perjanjian perdagangan,” kata Shaun Osborne, kepala ahli strategi di Scotiabank di Toronto.

Namun, ini mungkin negatif ringan untuk greenback. “Dolar telah berkinerja relatif baik dari unsur ketidakpastian yang disebabkan oleh perang perdagangan yang berkepanjangan ini. Jadi, di margin kami pikir itu negatif dolar,” kata Osborne.

Euro terakhir naik 0,22 persen terhadap greenback pada 1,1151 dolar AS. Dolar AS turun 0,05 persen terhadap yen menjadi 109,91, setelah mata uang Jepang pada Selasa mencapai level terlemah sejak Mei di 110,20.

Sterling naik tipis, membalikkan kerugian sebelumnya setelah data menunjukkan inflasi Inggris naik paling lambat dalam tiga tahun, memberi harapan bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), akan memangkas suku bunga acuannya pada Januari.

“Secara terarah pasar mengharapkan beberapa kelemahan, tetapi mungkin besarnya mengejutkan,” kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas di UBS di New York.

Franc Swiss naik ke level terkuat terhadap dolar AS dalam lebih dari setahun, dan tertinggi terhadap euro dalam hampir tiga tahun, setelah Amerika Serikat menambahkan Swiss ke daftar pantau manipulator mata uang.

Para analis mengatakan pencantuman itu dapat mencegah bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB), dari intervensi untuk mencoba membatasi apresiasi lebih lanjut terhadap franc, meskipun kementerian keuangan Swiss mengatakan itu tidak akan memiliki konsekuensi langsung.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : monitor.co.id

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *