Iran Balas Dendam ke AS, Dow Jones akan Anjlok 369 Poin

Perdagangan hari ini, Rabu (8/1/2020), tampaknya akan menjadi perdagangan yang berat bagi bursa saham AS alias Wall Street.

Hingga pukul 08:30 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 369 poin, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 44 dan 142 poin.

Jika dihitung persentasenya, maka indeks Dow Jones diimplikasikan turun sebesar 1,29% pada pembukaan perdagangan nanti malam, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan jatuh masing-masing sebesar 1,36% dan 1,57%.

Untuk diketahui, pergerakan sebesar itu pada kontrak futures indeks saham utama AS jarang sekali didapati pada pagi hingga siang hari waktu Indonesia. Pasalnya, dalam periode tersebut pelaku pasar saham AS sedang terlelap dalam tidur.

Pergerakan yang besar pada kontrak futures indeks saham utama AS di pagi hingga siang hari waktu Indonesia biasanya didapati ketika ada sentimen yang begitu signifikan, baik positif maupun negatif.

Pada hari ini, sentimen negatif bagi bursa saham dunia datang dari memanasnya tensi geopolitik antara AS dan Iran. Mengutip CNBC International, pada pagi hari ini waktu Indonesia Iran menembakkan misil ke beberapa markas militer AS di Irak.

Diketahui, lebih dari selusin misil balistik diluncurkan oleh Iran ke beberapa markas militer AS tersebut. Serangan tersebut sudah dikonfirmasi oleh Pentagon.

Serangan pada hari ini merupakan balasan dari Iran atas serangan yang sebelumnya diluncurkan oleh AS.

Seperti yang diketahui, pada Jumat pagi waktu Indonesia (3/1/2020) AS diketahui telah menembak mati petinggi pasukan militer Iran. Jenderal Qassim Soleimani yang merupakan pemimpin dari Quds Force selaku satuan pasukan khusus yang dimiliki Revolutionary Guards (salah satu bagian dari pasukan bersenjata Iran), tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad.

Selain itu, Abu Mahdi al-Muhandis yang merupakan wakil komandan dari Popular Mobilization Forces selaku kelompok milisi Irak yang dibekingi oleh Iran, juga meninggal dunia.

Pasca serangan yang menewaskan Soleimani, Iran mengutuk keras tindakan AS. Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk keras tindakan AS. Dirinya menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas AS.

“AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya,” tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (3/1/2020).
Soleimani sendiri telah disanksi oleh AS sejak tahun 2007 dan pada Mei 2019, Washington memutuskan untuk melabeli Revolutionary Guards, beserta dengan seluruh bagiannya, sebagai organisasi teroris, menandai kali pertama label tersebut diberikan terhadap lembaga militer resmi dari sebuah negara.

Balasan dari AS sepertinya tak terelakkan. Pasalnya, sebelumnya pada Minggu pagi waktu Indonesia (5/1/2020) atau Sabtu malam waktu AS (4/1/2020), Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas pembunuhan Soleimani yang diotorisasi sendiri oleh dirinya. Kalau sampai peringatan tersebut tak diindahkan, Trump menyatakan akan menyerang sebanyak 52 wilayah sebagai balasan.

Hal tersebut diumumkan oleh Trump melalui serangkaian cuitan di akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. Menurut Trump, beberapa dari 52 wilayah tersebut merupakan lokasi yang sangat penting bagi Iran. Dipilihnya 52 wilayah tersebut melambangkan jumlah tawanan asal AS yang disandera oleh Iran di masa lalu.

Kini, potensi meletusnya perang dunia ketiga menjadi semakin nyata. Wajar saja jika pelaku pasar memasang posisi defensif dengan menghindari instrumen berisiko seperti saham.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Inilah.com

 

 

 

[social_warfare
buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *