Nafsu Perang Trump Meninggi, Harga Emas Ikutan Terbang

Harga emas dunia kembali melesat hingga mencapai level tertinggi lebih dari enam tahun pada perdagangan Senin (6/1/2020). Kenaikan tajam emas sebenarnya sudah terjadi sejak Jumat (3/1/2020) pekan lalu, dan semakin terakselerasi pada hari ini.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sekali lagi menjadi sumber energi penguatan harga logam mulia. Presiden AS ke-45 ini cenderung hawkish dalam kebijakannya sehingga tak segan mengancam menyerang Iran, salah satu negara terkuat secara militer di Timur Tengah.

Akibatnya, harga emas terbang dan berpeluang menguat sepanjang tahun ini jika eskalasi di kawasan tersebut tidak kunjung mereda. Sepanjang tahun lalu, harga emas melesat 18,26% yang dipicu perang dagang AS-China yang juga dilancarkan oleh sosok Trump.

Pada awal September 2019, emas bahkan sempat mencapai US$ 1.557/troy ons yang merupakan level tertinggi sejak April 2013. Hari ini level tersebut berhasil dilewati, emas melesat 1,8% ke level US$ 1.579,72/troy ons, sebelum diperdagangkan di level US$ 1.576,69/troy ons pada pukul 12:20 WIB.

Perdagangan tahun 2020 baru berlangsung tiga hari, dan harga emas total sudah melesat lebih dari 4%. Terbangnya harga emas tersebut dipicu eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah yang bisa berujung terjadinya perang di kawasan tersebut.

Tensi di Timur Tengah memanas setelah AS pada Jumat (3/1/2020) melancarkan serangan di Baghdad yang menewaskan Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani bersama wakil komandan milisi syiah atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF).

Di hari yang sama Pentagon mengkonfirmasi melakukan serangan tersebut. “Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang diperlukan untuk melindungi personil AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani,” tulis Pentagon dalam keterangan resminya.

Serangan tersebut dilakukan sebagai balasan dari serangan roket ke markas militer Irak di Kirkuk yang menewaskan kontraktor asal AS.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk keras tindakan AS. Dirinya menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas AS. “AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya,” tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (3/1/2019).

Sementara pada Sabtu (4/1/2020) waktu AS, Presiden Trump, melalui akun Twitter-nya memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.

Kini pelaku pasar dibuat cemas akan kemungkinan terjadi perang yang lebih besar, seandainya Iran melancarkan serangan balasan. Akibatnya aset-aset aman (safe haven) seperti emas menjadi target investasi, harganya pun terbang kembali.

Saat itu, kami menargetkan emas naik ke area US$ 1.569/troy ons, sebelum melesat lebih tinggi lagi.

Target tersebut telah disentuh pada hari ini, dan jika hingga akhir perdagangan mampu bertahan di atas level tersebut emas membuka ruang untuk menuju target selanjutnya ke US$ 1.800/troy ons dalam jangka panjang. Potensi menuju level tersebut akan lebih terkonfirmasi jika emas di akhir bulan ini masih berada di atas US$ 1.569/troy ons.

Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik di wilayah positif, begitu juga histogramnya. Indikator ini menunjukkan emas mendapatkan momentum penguatan.

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di atas MA 8, MA 21, dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).

Emas kini bergerak di atas level US$ 1.569/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Selama bertahan di atas level tersebut, emas berpeluang menguat ke US$ 1.580/troy ons. Penembusan di atas level tersebut akan membuka potensi ke US$ 1.588/troy ons.

Sebaliknya jika menembus ke bawah support, emas berisiko turun ke US$ 1.558/troy ons.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : cnbcindonesia.com

 

 

 

 

[social_warfarebuttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *