Kesaksian Warga soal Ledakan Keras dan Suasana Mencekam Monas

Ledakan di Monas pada Selasa (3/12) pagi menjadi momen tak terlupakan bagi Anto–bukan nama sebenarnya. Sopir bajaj ini terbiasa mencari nafkah dengan berlalu lalang di sekitar Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Sekitar pukul 06.00 WIB, pria 52 tahun itu sudah tancap gas mengendarai bajaj untuk mencari nafkah. Tepat pukul 06.45 ia mangkal di depan Kantor Mahkamah Agung (MA) RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Anto baru saja turun dari bajajnya untuk membeli kopi. Sekitar pukul 07.05 WIB, dia dikagetkan oleh suara ledakan yang terdengar sangat keras dari dalam area Monumen Nasional (Monas). Awalnya, ia mengira ledakan keras itu berasal dari ban mobil yang meledak.

“Lagi ngetem biasa, lalu ada ledakan kenceng banget. Tapi enggak ada getarannya. Cuma ledakan ini kenceng. Saya kaget. Saya kira dari ban mobil,” kata Anto kepada CNNIndonesia.com di kawasan Medan Merdeka Utara, Jakarta.

Akan tetapi, perasaannya soal ban mobil yang meletus itu tak terbukti. Ternyata, banyak petugas yang berjaga Pos pengamanan Kementerian Dalam Negeri dan personel TNI yang berjaga di Pos Mabes TNI AD di sekitar lokasi ledakan ikut berhamburan ke arah lokasi ledakan.

“Itu polisi-polisi yang jaga di depan Kemendagri pada lari ke sana juga semua, saya ikut,” kata dia.

Saat tiba di lokasi kejadian, ia dikejutkan oleh satu korban ledakan tergeletak dengan kondisi sangat mengenaskan.

Kala itu, Anto melihat sudah banyak orang yang berada di dalam Monas yang sedang berolahraga berada di dekat korban ledakan tersebut. Ia mengetahui belakangan bahwa korban ledakan tersebut berasal dari TNI.

Ia awalnya menyimpulkan ledakan itu berasal dari bom. Sebab, salah satu korban tersebut terluka parah bahkan seperti luka bakar.

“Itu badan sebelah kanannya gosong, tangan sebelah kanan putus. Korban itu pakai celana pendek hitam dan kaos hitam pakai sepatu olah raga, mungkin bom kali, ” katanya.

Tak beberapa lama kemudian, ia lantas melihat mobil ambulans meluncur dari dalam Markas Besar TNI AD yang berada tepat di seberang lokasi kejadian untuk menolong korban ledakan itu. Korban ledakan itu langsung dievakuasi menuju rumah sakit terdekat.

“Jadi korbannya sudah geletak itu. Intinya langsung evakuasi,” ujar dia.

Tak hanya Anto yang menjadi saksi mata, Amin (30) pedagang gorengan di samping gedung Mahkamah Agung turut menjadi saksi atas ledakan itu.

Amin bercerita ledakan itu terjadi ketika dirinya baru tiba di lokasi dagang di sekitar Jalan Veteran II atau sekitar 300 meter dari lokasi ledakan.

Ia mengatakan ledakan itu terdengar sangat cukup keras. Padahal, lokasi ledakan itu cukup jauh dari tempatnya berdagang.

“Kaget, keras sekali suaranya. Terdengar sampai sini,” kata dia.

Sementara itu, kesaksian lainnya datang dari petugas kebersihan Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Maryati. Maryati sendiri sudah melakukan pekerjaannya di sekitar Jalan Medan Merdeka Utara sejak pukul 06.30 WIB pagi.

Sekitar pukul 07.05 WIB, ia lantas mendengar suara dentuman yang sangat keras dari arah dalam kawasan Monas. Saat ledakan terjadi, Maryati spontan mengucapkan kalimat istighfar agar tak terjadi kejadian buruk bagi dirinya.

“Tahu-tahu ada ledakan, satu kali aja ledakannya. Saya kira ledakan yang biasa di Istana itu. Tahu-tahu kok di Monas. Saya kaget. Kenceng banget suaranya,” kata dia.

Sama seperti kesaksian Anto, Maryati langsung melihat mobil ambulans meluncur ke dalam kawasan Monas untuk mengevakuasi korban.

Sementara Iwan Ridwan seorang sopir di Mahkamah Agung, usai ledakan yang sengat keras itu, banyak orang berteriak.

“Ada bom ada bom,” kata Iwan menirukan ucapan orang-orang saat itu.

Iwan mengaku tak melihat korban saat itu. Namun memang susana cukup mencekam saat itu karena isu bom.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono menyebut ledakan tersebut berasal dari granat asap.

“Hasil tim dari di lapangan diduga ini adalah granat asap,” kata Gatot Eddy Pramono saat konferensi pers di Monas, Selasa (3/12).

Sebelum ledakan terjadi, dijelaskan Eddy, sejumlah personel TNI tengah berolahraga di dalam komplek Monas. Personel TNI yang bermarkas di Medan Merdeka Timur itu, kata Gatot, memang rutin melakukan olahraga pagi di kawasan Monas tiap Selasa.

“Di Monas memang banyak TNI yang olahraga,” tutur Gatot dalam konferensi pers di Monas, Selasa (3/11).

Kemudian, lanjut Gatot, terjadi ledakan dari granat asap yang belum diketahui asalnya. Ledakan dari granat tersebut melukai korban yakni Sersan Kepala (Serka) Fajar dan Prajurit Kepala (Praka) Gunawan.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Liputan6.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *