Banjir di Venesia, Italia Tetapkan Status Darurat

Pemerintah Italia menetapkan keadaan darurat di Venesia di Italia terendam air hingga ketinggian air 1,87 meter. Kondisi ini membanjiri basilika bersejarahnya dan memutus aliran listrik ke rumah-rumah.

Lebih dari wilayah 80 persen kota,-sebuah situs warisan dunia UNESCO,- berada di bawah air ketika pasang mencapai puncaknya.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menggambarkan banjir sebagai ‘pukulan ke jantung negara kita’. Dia mengatakan pemerintah sekarang akan bertindak cepat untuk menyediakan dana dan sumber daya.

“Sungguh menyakitkan melihat kota itu begitu rusak, warisan artistiknya terganggu, kegiatan komersialnya bertekuk lutut,” ujar Conte, yang mengunjungi daerah itu Rabu malam, seperti dikutip AFP, Jumat, 15 November 2019.

Dia mengatakan pemerintah akan ‘mempercepat’ pembangunan pertahanan struktural untuk kota laguna itu. Sistem penghalang hidraulik untuk mematikan laguna jika terjadi kenaikan permukaan laut dan badai musim dingin.

Conter mengatakan dia mengumumkan tindakan darurat pada Kamis, menambahkan bahwa setiap individu dapat mengklaim hingga 5.000 Euro atau sekitar Rp77,5 juta. Sementara untuk sektor meraih ganti rugi, 20 ribu Euro atau sekitar Rp310 juta sebagai kompensasi.

“Banyak museum tetap tutup pada hari Kamis,” AFP melaporkan.

Kondisi memburuk terjadi ketika warga Venesia terbangun karena sirene yang mengindikasikan bahwa gelombang akan ‘tetap tinggi’ dalam beberapa hari mendatang.

Wali Kota Venesia, Luigi Brugnaro, menyalahkan perubahan iklim menyebabkan level air yang tinggi dalam lebih dari 50 tahun. Brugnaro mengatakan dampaknya ‘besar’ dan akan meninggalkan ‘tanda permanen’. St Mark’s Square -,salah satu bagian terendah di Venesia,- adalah salah satu daerah yang paling parah dilanda.

Brugnaro mengatakan Basilika Santo Markus yang terkenal telah menderita ‘kerusakan parah’. Ruang bawah tanah di landmark bersejarah benar-benar banjir pada hari Selasa dan ada kekhawatiran bahwa kolom basilika mungkin telah rusak secara struktural.

“Kerusakan diperkirakan menyebabkan kerugian ratusan juta Euro,” Brugnaro memperingatkan.

Pada Rabu, pompa dikerahkan untuk mengalirkan air dari gereja dan ruang bawah tanah abad ke-12. Pemilik usaha kecil dan pedagang di kota itu memikat para turis, banyak dari mereka telah meninggalkan kota setelah permukaan air naik.

Seorang pedagang memberi tahu wali kota bahwa bisnisnya bergantung pada pariwisata, tetapi kiosnya tersapu oleh gelombang.

Kota Venesia terdiri dari lebih dari 100 pulau di dalam laguna di lepas pantai timur laut Italia. Itu menderita banjir setiap tahun. Namun, hanya sekali sejak pencatatan resmi dimulai pada 1923, ombaknya lebih tinggi dari yang dicapai minggu ini mencapai 1,94 m pada 1966.

Di Pulau Pellestrina, dua orang tewas akibat banjir di sebidang tanah tipis yang memisahkan laguna dari Laut Adriatik. Seorang penduduk tersengat listrik ketika ia mencoba menyalakan pompa di rumahnya dan orang kedua ditemukan tewas di tempat lain di pulau itu.

Banjir di Venesia disebabkan oleh kombinasi pasang surut musim semi dan gelombang badai meteorologis yang didorong oleh angin kencang yang bertiup ke arah timur laut melintasi Laut Adriatik.

Angin begitu kencang sehingga vaporetto kosong -,atau bus air umum,- akhirnya mendarat di kompleks Arsenale Venesia atau kompleks galangan kapal.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Tempo.co

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *