The Fed: Ekonomi AS Konsisten, Suku Bunga Ogah Dipangkas

Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed menegaskan tidak akan mungkin melakukan penyesuaian suku bunga dalam waktu dekat ini. Apalagi saat ekonomi terus mencatatkan pertumbuhan seperti saat ini.

“Kami memproyeksikan arah kebijakan moneter saat ini sepertinya tidak akan berubah, selama data ekonomi masih tetap konsisten seperti ini di mana prospek pertumbuhan ekonomi [AS] moderat, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi mendekati target 2% simetris kami,” kata Gubernur The Fed Jerome Powell dalam Joint Economic Committee, Rabu waktu setempat (13/11/2019), dikutip CNBC International.

“Garis dasar yang menguntungkan ini sebagian mencerminkan penyesuaian kebijakan yang telah kami buat untuk memberikan dukungan bagi perekonomian,” tambahnya.

Pernyataan Powell itu menegaskan kembali sikap yang diuraikannya beberapa minggu lalu, yaitu bahwa langkah-langkah Fed tahun ini yang menerapkan kebijakan moneter yang lebih akomodatif telah membantu mendukung ekonomi AS sehingga terus tumbuh.

Powell juga mengatakan, keputusan Fed cenderung memiliki efek samping, yang berarti bahwa bank sentral itu akan membutuhkan waktu untuk menilai dampak yang ada.

The Fed telah memangkas suku bunga acuannya sebanyak tiga kali tahun ini ke kisaran target yakni 1,5% – 1,75%.

Sebelumnya, setelah mengadakan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akhir bulan lalu, Powell juga mengatakan bahwa ekonomi AS berada dalam kondisi yang baik dan tidak mungkin membutuhkan lebih banyak stimulus jika data ekonomi yang masuk tetap konsisten di level positif.

Pada pekan ini, investor dinilai masih akan mengalihkan perhatian mereka pada Kamis ini (14/11) terkait dengan agenda Komite Ekonomi Gabungan Kongres dari The Fed. Sebanyak tujuh pejabat The Fed dijadwalkan untuk memberikan sambutan, termasuk sang Gubernur The Fed, Jerome Powell.

“Dalam testimoni di kongres, Powell akan memberitahu bahwa ekonomi AS masih bagus meski menurutnya belum bisa menolerir Fed Funds Rate di atas 1,75%,” ujar Peter Boockvar, Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Reuters

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *