Kalah Pemilu, Netanyahu Batalkan Kehadirannya di Sidang Umum PBB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan kunjungan ke Sidang Umum PBB di New York minggu depan di tengah ketidakpastian politik di Israel. Netanyahu tampaknya gagal memenuhi mayoritas kursi pemerintah dalam pemilu.

Di tengah laporan pada Rabu sore waktu setempat yang menyatakan Netanyahu telah membatalkan perjalanannya ke Majelis Umum PBB, seorang pejabat pemerintah Israel mengatakan: “Karena keadaan politik, perdana menteri tidak melakukan perjalanan ke Sidang Umum PBB,” seperti dikutip dari NBC News, Kamis (19/9/2019).

Netanyahu dijadwalkan untuk berbicara Kamis depan, hanya tiga slot di belakang Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sesuai dengan jadwal Sidang Umum. Ia juga diharapkan untuk bertemu dengan Trump di sela-sela pertemuan.

Menurut The Jerusalem Post, Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz akan menggantikan Netanyahu untuk berbicara di PBB.

Dengan lebih dari 90 persen suara telah dihitung, cengkeraman Netanyahu selama satu dekade pada kekuasaan tampaknya tergelincir. Menurut Komite Pemilihan Pusat Partai Likud Netanyahu diperkirakan hanya akan memenangkan 31 kursi, sementara saingan utamanya yaitu Partai Biru dan Putih mendapatkan 32 kursi.

Hasil ini bisa memberikan jalan bagi pesaing Netanyahu, pemimpin Partai Biru dan Putih Benny Gantz, untuk pertama kalinya membentuk pemerintahan baru dengan syarat ia bisa membentuk koalisi dengan partai lain. Namun belum jelas apakah Gantz akan bergabing dengan partai Likud jika Netanyahu terus menjadi pemimpinnya.

Kedua belah pihak tampaknya akan kekurangan 61 kursi yang diperlukan untuk membentuk koalisi pemerintahan di Parlemen yang memiliki 120 kursi, yang dikenal sebagai Knesset.

Menurut The Jerusalem Post, sekutu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump itu telah berpartisipasi dalam debat utama Sidang Umum PBB setiap tahun, kecuali satu, sejak ia naik ke tampuk kekuasaan pada 2009. Dalam pidatonya di hadapan Sidang Umum PBB pada 2012, Netanyahu menarik garis merah di diagram bom, sebagai upaya untuk menggambarkan seberapa dekat dia mengklaim Iran mengembangkan senjata nuklir.

Kekalahan dalam pemilu menjadi pertaruhan yang tinggi bagi Netanyahu. Pasalnya ia berpotensi didakwa dalam tiga kasus korupsi. Jika tetap menjadi perdana menteri, ia mungkin bisa mengesahkan undang-undang yang akan memberinya kekebalan. Tetapi jika kalah, ia mungkin akan duduk di kursi pesakitan pengadilan dan bahkan menghabiskan waktu di penjara.

Hasil pemilu Israel juga dapat memiliki implikasi besar bagi Timur Tengah pada saat ketegangan baru muncul antara Amerika Serikat dan Iran.

Gantz, mantan kepala staf angkatan darat, berkampanye dengan janji pemerintah yang bersih dan keharmonisan sosial. Dia telah menyerukan untuk mengejar perdamaian dengan Palestina sambil menjaga keamanan Israel.

 

 

 

 

 

Sumber : Cnnindonesia.com
Gambar : Kompasiana.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *