Terlalu Lama Ditekan, Dolar Singapura Melawan

IHS Markit melaporkan indeks aktivitas manufaktur Singapura pada Agustus sebesar 48,7. Turun tajam dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 51. Angka 48,7 tersebut menunjukkan kontraksi terbesar yang dialami sektor manufaktur Singapura dalam tujuh tahun terakhir.

Data tersebut melengkapi serangkaian yang mengecewakan sebelumnya yakni pertumbuhan ekonomi yang stagnan, serta inflasi yang sangat rendah. Hal tersebut membuat pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini menjadi 0-1% dari 1,5-2,5%.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan dari Indeks Penjualan Riil (IPR) membaik pada Juli dengan pertumbuhan 2,4% year-on-year (YoY). Membaik dibandingkan Juni yang mengalami kontraksi alias minus 1,8%.

Melihat fundamental tersebut, penguatan dolar Singapura terjadi akibat aksi short covering atau para pelaku pasar menutup posisi jualnya untuk mengamankan cuan, sebagai antisipasi berbaliknya arah pergerakan dolar Singapura.

Penguatan dolar Singapura di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank pada pukul 14:48 WIB.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : .cnbcindonesia.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *