Berawal dari Bertaruh Traktiran, Bolt Jadi Bintang Dunia

Setiap atlet bintang punya awal jalan takdir unik menuju arena dunia. Tak terkecuali Usain Bolt, sang manusia tercepat di muka bumi, memiliki kisah menarik.

Berawal dari taruhan traktir makan siang, Bolt bermetamorfosis dari bocah miskin menjadi bergelimang harta sebagai sprinter dunia.

Menjadi sprinter awalnya tak ada dalam benak Bolt sejak kecil. Kriket dan sepak bola merupakan kesenangan Bolt muda. Ia bahkan pernah bercita-cita menjadi pesepakbola top dunia.

Bolt juga bukan anak yang suka baca buku dan sangat menyukai aktivitas bermain di luar rumah.

Gara-gara tantangan dari seorang teman sekolah, jalan takdir Bolt berubah. Tepatnya ketika pria bernama lengkap Usain St Leo Bolt ribut-ribut dengan temannya, Ricardo Gedes, yang terkenal paling jago sprint di sekolah William Knibb Memorial, Trelwany, Jamaika.

Bolt dan Gedes sama-sama ngotot bahwa mereka yang paling cepat alias tak terkalahkan jika adu lari.

Keributan itu pun tak berujung hingga seorang pendeta setempat, Reverend Nugent, mencoba mendamaikan keduanya.

Sang pendeta meminta Bolt dan Gedes membuktikan klaim tersebut dengan sama-sama adu lari. Pemenangnya akan mendapat hadiah dari sang pendeta.

Cerita itu diungkapkan Lorna Jackson yang pernah mengajar dan kini menjadi kepala sekolah di William Knibb.

“Jika kamu [Bolt] mengalahkannya [Gedes], saya akan berikan kamu makan siang. Jika kamu [Gedes] lari lebih cepat darinya [Bolt] kami yang akan makan siang gratis,” kata Jackson menirukan perkataan Nugent kepada Bolt dan Gedes, seperti dikutip dari NZ Herald.

Kedua bocah itu sepakat dengan tawaran dari Nugent tersebut. Alhasil, Bolt dengan mudah menaklukkan Gedes dan berhak atas makan siang gratis dari sang pendeta.

Sembari menuju kantin sekolah bersama Bolt untuk mentraktir makanan, sang pendeta menasihati bocah itu.

“Jika kamu mengalahkan Ricardo [Gedes], kamu bisa mengalahkan semua orang,'” demikian pesan Nugent kepada Bolt seperti diceritakan oleh Jackson.

“Kami sangat mengingatnya saat itu. Usain [Bolt] mengatakan kepadanya [Nugent] bahwa dia amat menikmati makan siang itu,” Jackson melanjutkan.

Nugent sendiri disebut mengadakan adu lari itu dalam misi membujuk Bolt. Pasalnya, bocah 12 tahun itu masih saja ngotot menjadi pesepakbola atau atlet kriket. Padahal, sejumlah guru memprediksi dia bakal hebat terjun di dunia atletik dengan bakatnya yang luar biasa.

Strategi sang pendeta itu pun rupanya berhasil melunakkan hati Bolt sehingga mau serius merintis jalan sebagai sprinter.

Webster Thompson, pengajar senior di sekolah menengah pertama William Knibb mengatakan Bolt sangat cepat seperti angin.

Saking cepatnya, Bolt bahkan dibatasi maksimal hanya boleh ikut maksimal dua kali kejuaraan lari setingkat sekolah menengah pertama.

Bolt kali pertama memenangkan medali emas bergengsi pada 2001 di ajang kejuaraan atletik cabang olahraga lari setingkat sekolah menengah atas seluruh Jamaika pada 2001.

“Itu momen yang luar biasa. Kejuaraan itu sangat besar dan stadion nasional selalu penuh [ketika kejuaraan atletik berlangsung].”

“Anak itu sangat berani dan mengatakan: ‘Kamu tidak akan mengalahkan saya dan sekolah saya,'” kata Thompson mencontohkan ucapan Bolt.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,T
witter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *