Yen Menguat Lagi, Ekonomi Jepang Bakal Terancam!

Mata uang yen Jepang kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Jumat (9/8/19), memberikan indikasi bahwa sentimen pelaku pasar terhadap aset berisiko belum benar-benar pulih.

Pada pukul 7:20 WIB, yen diperdagangkan di level 105,94/US$ atau menguat 0,12% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Pelaku pasar kini kembali menanti berada nilai tengah yuan China yang akan ditetapkan oleh Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBoC) hari ini.

Awal pekan lalu PBoC mendepresiasi nilai tukar yuan hingga ke level terlemah lebih dari satu dekade, dan secara konsisten melemahkan kurs tengahnya hingga ke atas level 7/US$.

Penetapan nilai tengah kurs yuan yang lebih lemah dibandingkan kemarin bisa memberikan gambaran China memang menggunakan mata uangnya untuk menekan Amerika Serikat (AS) dari sisi perdagangan, yang memicu kecemasan akan terjadinya perang mata uang.

AS bahkan terlihat mulai melunak akibat kebijakan dari PBoC. Rabu lalu Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence ‘Larry’ Kudlow menyatakan AS siap menerima delegasi China untuk dialog dagang di Washington pada awal September. Tidak hanya itu, AS juga mempertimbangkan untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog membuahkan hasil positif.

Gary Locke, mantan Duta Besar AS untuk China periode 2011-2014, menyatakan AS harus ‘mengalah’. AS tidak bisa hanya mementingkan kepentingan sendiri selagi mengorbankan perekonomian global akibat friksi dagang dengan China.

Namun, Pemerintah Tiongkok masih membisu, tidak ada respon untuk pernyataan Kudlow, yang ada malah terus mendepresiasi nilai tukar yuan.

Sementara itu dari Jepang pagi tadi dilaporkan data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PBD) yang cukup mengejutkan. PDB Jepang di kuartal-II dilaporkan tumbuh 0,4% dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 0,6%. Pertumbuhan tersebut terbilang cukup mengejutkan mengingat prediksi di Forex Factory hanya tumbuh 0,1% di kuartal-II, bahkan di kuartal-I diprediksi mengalami kontraksi 0,1%.

Rilis data PDB tersebut bisa jadi kabar bagus bagi Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ). Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda dapat menyimpan amunisi stimulus moneternya lebih lama lagi.

Namun, kabar buruknya datang dari yen yang terus menguat. Penguatan yen akan mengurangi keunggulan kompetitif produk Jepang, sehingga ekspor dapat menurun, dan perekonomian Jepang kembali terancam.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Liputan6.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *