Sebanyak 52 Gempa Susulan Terjadi di Halmahera, 1 Orang Tewas

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi 52 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) di kawasan Halmahera Selatan. Sebanyak 28 gempa di antaranya dirasakan oleh masyarakat.

“Berdasarkan hasil pemantauan sampai 15 Juli 2019 pukul 01.00 WIB, aktivitas gempa susulan itu terjadi dengan magnitudo terbesar 5.8 skala richter (SR) dan magnitudo terkecil 3,1 SR,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG

Rahmat Triyono dalam keterangan resmi yang diperoleh CNNIndonesia.com, Senin (15/7).

Sebelumnya, Kabupaten Halmahera Selatan diguncang gempa bumi tektonik berkekuatam 7,2 SR pada Minggu (14/7) pukul 16.10 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT, tepatnya berada di kedalaman 10 km, berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Sorong-Bacan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar.

Guncangan dilaporkan terasa di daerah Obi V MMI, Labuha III MMI, Manado, Ambon II-III MMI, Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow II MMI.

Dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut terjadi di Kecamatan Gane Barat Utara, Timur Selatan, Gane Timur Tengah, Gane Dalam, Gane Barat Selatan, Gane Timur, Halmahera Selatan.

Terkait korban jiwa, dilaporkan ada satu orang meninggal dunia di Kelurahan Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan. Gempa bumi juga merobohkan sedikitnya 160 bangunan rumah.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Masyarakat dapat memperoleh informasi melalui kanal resmi BMKG, seperti akun Instagram atau Twitter @infoBMKG), dan website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id).

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : tribunnews.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *