Tiket Pesawat Murah Belum Buat Senyum Masyarakat Merekah

Kenaikan harga tiket pesawat belakangan ini membuat resah. Salah satu keresahan, dialami oleh Glienmourinsie (30). Maklum, tuntutan pekerjaan dan kegemaran jalan-jalan memang membuat harga tiket pesawat berpengaruh besar baginya.

Sebagai gambaran, dua tahun lalu atau sebelum tiket pesawat harganya naik, ia biasa menghabiskan tiket seharga Rp400 ribu dengan rute Jakarta-Yogyakarta. Tapi beberapa bulan kemarin, harga tiket naik dua kali lipat menjadi Rp800 ribu hingga Rp900 ribu.

Kenaikan tersebut harus membuatnya putar otak agar tidak mengganggu pekerjaan, hobi jalan-jalan dan juga isi dompetnya. Kenaikan harga pun membuatnya mencari alternatif moda transportasi lain dalam bepergian. Hal itu seperti yang dilakukannya tiga pekan lalu, saat ia harus melakukan perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta.

“Aku ada kerjaan dan juga sambil jalan-jalan (di Yogyakarta), aku milih buat naik kereta dibandingkan pesawat soalnya harga tiketnya pesawat dari Halim (Bandara Halim Perdanakusuma) Rp800 ribu hingga Rp900 ribuan sekali jalan,” ujar Glien kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/7).

Keresahan Glien juga dialami oleh Suci Sedya utami (28). Beberapa waktu lalu, Suci terpaksa mengurungkan niatnya terbang ke Padang untuk menghadiri acara keluarga karena harga tiket yang mahal.

“Budget untuk tiket pesawat yang sebelumnya bisa dipakai buat tiket, hotel, dan kepentingan lainnya, ini cuma mentok buat tiket doang. Biaya perjalanan jadi tambah mahal,” ujar karyawan swasta ini.

Mahalnya harga tiket penerbangan telah menjadi perhatian pemerintah. Hingga akhirnya, pekan lalu, pemerintah mengumumkan pelaksanaan program diskon tarif 50 persen dari tarif batas atas (TBA) LCC untuk jadwal penerbangan Selasa, Kamis, Sabtu pukul 10.00 – 14.00. Periode tersebut dipilih karena merupakan periode low hours atau sepi penumpang.

“Dari kondisi umum yang ada pada pukul 10.00 – 14.00 memang rata-rata merupakan masa low hour. Namun demikian, pemilihan jam tersebut adalah hasil perundingan antara maskapai – bandara – dan Airnav,” ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan.

Menurut Handy, setiap bandara memiliki profil kepadatan masing-masing. Di Balikpapan, puncak kepadatan penumpang terjadi pada pukul 09.00 – 11.00 dan 15.00 – 17.00. Di Denpasar dan Surabaya, bandara cukup padat di setiap jamnya mengingat penerbangannya sudah mencapai sekitar 300 – 400 penerbangan dan pendaratan per hari.

“Pengunjung kedua bandara itu (Denpasar dan Surabaya) sudah mencapai 22 juta dan 21 juta di 2018,” ujarnya.

Dari sisi hari, bandara biasanya padat pada Jumat untuk akhir pekan dan Senin pada saat mulai hari kerja. “Kepadatan cukup dinamis di mana pada saat libur panjang hari puncak kepadatan akan bergeser,” ujarnya.

Sesuai hasil rapat koordinasi pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan pada awal bulan ini, kebijakan diskon itu mulai berlaku pada Kamis (11/7). Rapat koordinasi itu dikomandani langsung oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan melibatkan pelaku industri mulai dari maskapai, operator bandar, operator kenavigasian, hingga penyedia avtur.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Dwidaya Tour

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *