Jadi Biarawati di Film, Maudy Koesnaedi Berserah pada Tuhan

Maudy Koesnaedi dirasa cocok memerankan biarawati. Itulah alasan sutradara Ertanto Robby mendapuknya memainkan karakter itu dalam film Ave Maryam.

Saat menciptakan tokoh Suster Maryam, Robby membayangkan perempuan berusia 40 tahun yang berkharisma. Ia dikisahkan sebagai biarawati yang bertugas mengurus para suster sepuh.

“Bayangan saya begitu, kepribadiannya adem kayak suster suster lainnya, manusiawi dan sederhana. Saat menawarkan ke Maudy ini sebenarnya maju mundur maju mundur. Belum begitu kenal dekat dan menawarkan film yang agak berbeda. Setelah bicara soal adegan, cerita, akhirnya jalan,” tuturnya dalam jumpa pers di Jakarta Kamis (4/4).

Robby menegaskan pertimbangan memilih Maudy tak ada hubungannya dengan agama.

Sebelumnya, kala trailer Ave Maryam pertama diluncurkan sekitar September lalu, sempat muncul perbincangan soal agama yang dipeluk Maudy bertolakbelakang dengan perannya.

“Saya baru sadar ketika posting trailer, banyak yang nanya kok bisa Mbak Maudy yang main, kan dia Islam. Saya baru sadar itu pada 2018. Saat membuat film di 2016 saya tidak melihat dari agama, tapi saya butuh sosok perempuan yang kharismatik, tentram, adem,” ungkapnya.

Maudy sendiri tak menampik bahwa ia memiliki banyak pertimbangan kala ditawari terlibat dalam Ave Maryam. Namun ia merasa itu kesempatan langka dan tak ingin melewatkannya.

“Saya memandang ini sebagai kesempatan bagus. Memang penuh pertimbangan, betul. Tapi seperti Robby bilang suami saya mengizininkan, kakak saya yang menjadi panutan di keluarga mengizinkan, saya jalan,” kata Maudy memaparkan.

“Selebihnya saya serahkan langsung pada Allah, kalau ada kesalahan saya minta mohon ampuni. Saya minta menjadi manusia yg lebih baik karena niat saya enggak ada sama sekali untuk apa pun tapi berkarya,” tambah wanita berusia 43 tahun itu.

Robby menyadari saat filmnya tayang kontroversi mungkin akan muncul lebih banyak lagi. Namun ia merasa yang penting menyuguhkan sebuah karya, tanpa ingin menimbulkan sensasi.

“Kami bikin film ini awalnya dengan jujur, dan tanpa ekspektasi apa-apa. Segala sesuatu risiko yang akan terjadi pada film ini sudah siap ditanggung. Bikin ini niatnya berkarya, enggak mencari sensasi. Niatnya sinema Indonesia yang sudah ada sekarang ditambah karya yang lebih beragam, sebagai kontribusi untuk Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut Robby bercerita, proses syuting filmnya tidak melulu lancar. Menjelang syuting pada November 2016, Maudy sempat jatuh sakit dan meminta untuk digantikan.

“Saat proses reading sudah berjalan Mbak Maudy bilang, ‘Ya udah Rob kalau mau digantikan tidak apa-apa,’ tapi saya masih mau menunggu sampai Mbak Maudy sehat. Malah suaminya sendiri mendukung, ‘Kalau syuting bisa buat kamu bahagia dan sehat ya jalani,'” katanya.

Beruntung, semakin lama syuting kondisi Maudy justru membaik.

Ave Maryam fokus pada kisah Suster Maryam, biarawati yang bertugas mengurusi para suster sepuh. Ia diceritakan menghadapi situasi sulit, di mana dirinya terlibat pada sebuah cinta terlarang dengan seorang pastor bernama Romo Yosef (diperankan Chicco Jerikho).

Maryam pun terjebak dalam dua pilihan, bertahan pada kaulnya atau memilih Yosef.

Selain Maudy dan Chicco, Ave Maryam turut dibintangi oleh Olga Lidya, Joko Anwar, Nathania, dan Febby. Film yang telah diputar di Cape Town Film Festival 2018, Hong Kong Asian Film Festival 2018, serta Jogja-NETPAC 2018 dijadwalkan tayang pada 11 April mendatang.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *