Laju IHSG Dihantui Negosiasi Perang Dagang AS dan China

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan bergerak lesu hari ini, Selasa (2/4). Sentimen global berupa perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menghantui pergerakan pasar saham.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengungkapkan pelaku pasar menanti kepastian dari negosiasi dagang yang dilakukan oleh AS dan China. Perundingan kedua negara itu belum juga membuahkan hasil yang signifikan hingga saat ini.

“Pergerakan masih akan dipengaruhi oleh kondisi global yang fokus menanti kemajuan negosiasi dagang antara China dan Amerika Serikat,” papar Dennies dalam risetnya.

Dari sisi teknikal, sambung dia, IHSG membentuk sebuah garis yang mengindikasikan pelemahan lebih lanjut dalam jangka pendek. Ia memproyeksi indeks berada dalam rentang support 6.414-6 433 dan resistance 6.481-6.510.

Tak sependapat, Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko menilai IHSG justru berada dalam tren penguatan untuk jangka menengah. Karenanya, ia menyarankan pelaku pasar sebaiknya jangan menyia-nyiakan momentum itu untuk melakukan akumulasi beli alias membeli secara bertahap.

“Akumulasi saham berkapitalisasi besar (big capitalization/big cap) dan lapis kedua,” terang Yuganur melalui risetnya.

Sejumlah saham yang bisa dikonsumsi pelaku pasar, di antaranya PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sementara, pergerakan IHSG dapat dikatakan hampir stagnan atau sideways pada Senin (1/4) kemarin. Indeks ditutup di level 6.452 dengan koreksi tipis 0,25 persen atau 16,14 poin. Hal ini diiringi dengan sikap pelaku pasar asing yang mencatatkan jual bersih (net sell) di all market sebesar Rp106,7 miliar.

Dari global sendiri, bursa saham Wall Street tampak menguat tadi malam. Rinciannya, Dow Jones naik 1,27 persen, S&P500 1,16 persen, dan Nasdaq Composite 1,29 persen.

Hal yang sama terjadi pada bursa saham Asia. Indeks Nikkei225 di Jepang menguat 1,43 persen, indeks Hang Seng di Hong Kong 1,76 persen, dan indeks Kospi di Korea Selatan 1,29 persen.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Warta Ekonomi

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *