Status Siaga Karhutla, 54 Titik Api Terdeteksi di Riau

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Riau mendeteksi 54 titik panas terindikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, Jumat (22/2). Berdasarkan pencitraan Satelit Terra dan Aqua pukul 06.00 WIB, seluruh titik panas menyebar di tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Riau.

“Titik panas terbanyak masih terdeteksi di Kabupaten Bengkalis mencapai 28 titik,” kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno, Jumat (22/2) dikutip Antara.

Pemerintah sendiri telah menetapkan status siaga karhutla untuk Provinsi Riau, kemarin, seiring peningkatan jumlah titik api.

Sukisno menjelaskan, titik-titik panas di Bengkalis menyebar di sejumlah lokasi. Pulau Rupat, hingga hari ini masih menyumbang titik panas terbanyak dengan 22 titik. Selain di Rupat, titik panas turut menyebar di sejumlah kecamatan di Bengkalis seperti Kecamatan Bantan, Bengkalis dan Mandau.

Titik panas lainnya turut terdeteksi di Kabupaten Indragiri Hilir dengan jumlah mencapai sembilan titik. Di Kota Dumai, BMKG kembali mendeteksi titik panas dengan jumlah enam titik, Rokan Hilir empat titik, Meranti dan Pelalawan masing-masing tiga titik serta Siak satu titik.

Dari 54 titik panas di Riau, BMKG menyatakan 40 titik lainnya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengatakan luas lahan terbakar sejak Januari 2019 mencapai sekitar 857,71 hektare (ha). Paling banyak di Bengkalis, yakni 639 ha.

Sementara daerah lain juga terjadi kebakaran lahan, namun api sudah berangsur padam. Seperti di Rokan Hilir 117 ha, Dumai 46,5 ha, Kepulauan Meranti 20,2 ha, Pekanbaru, 16 ha, Kampar 14 ha, serta Siak 5 ha.

Edwar menjelaskan kondisi kebakaran hutan di Rupat, Bengkalis, sulit dipadamkan karena jauh dari sumber air sehingga petugas kewalahan melakukan pemadaman.

“Kebakaran di Bengkalis semakin meluas dan api sulit dipadamkan karena kurangnya alat pemadaman serta air yang sulit didapatkan di lokasi,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan pemerintah daerah memastikan berupaya penuh mengatasi persoalan karhutla di daerah. Hal ini seiring perintah dari Presiden Joko Widodo saat melantiknya beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyebut Provinsi Riau sudah masuk status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla)

Siti menyebut kenaikan status itu sudhh dilaporkan Gubernur Riau Syamsuar, Rabu (20/2) malam.

“Sudah keluar kemarin, tadi malam dilaporkan bahwa Gubernur mengeluarkan siaga darurat. Ini sebetulnya pola yang baru kita terapkan di zaman Pak Jokowi,” kata Siti di Kantor KLHK, Jakarta, Kamis (21/2).

Untuk daerah lainnya, KLHK masih belum menaikkan status karhutla. “Jadi Riau sudah ditetapkan, saya lagi monitor di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,” ucapnya.

Kebakaran hutan di Riau memiliki pola. Siti menyebut karhutla biasanya terjadi pada pekan ketiga bulan Februari.

“Kebakaran hutan di Riau itu seperti saya bilang sudah ada pattern, sudah ada pola hotspot-nya. Dia [kebakaran] memang selalu di akhir Februari, minggu ketiga Februari, itu start panas,” kata Siti.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Fajar

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *