Dolar AS Terlibas Yen

Dolar Amerika Serikat (USD) jatuh terhadap yen dan franc Swiss, yang merupakan safe haven pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu terjadi karena investor memotong eksposur mereka ke aset berisiko di tengah penutupan sebagian Pemerintah AS dan tanda-tanda konfrontasi antara Gedung Putih dan Federal Reserve.

Mengutip CNBC, Rabu, 26 Desember 2018, USD turun sebanyak 0,39 persen menjadi 110,00 yen, level terendah sejak akhir Agustus dan diprediksi jatuh untuk sesi kedelapan beruntun terhadap mata uang Jepang. Pasar keuangan London dan New York ditutup untuk Natal. Sementara emas naik ke level tertinggi enam bulan di USD1.269,30 per ons pada Senin waktu setempat (Selasa WIB).

Yen juga mencapai level tertinggi 16 bulan terhadap poundsterling Inggris, diperdagangkan di 139,90 yen dan tertinggi empat bulan terhadap euro pada 125,60 yen. Franc Swiss naik 0,2 persen terhadap USD ke level tertinggi 12 minggu di 0,98355 terhadap dolar, memperpanjang kenaikan 0,9 persen yang merupakan kenaikan harian terbesar dalam 11 bulan.

Saham-saham AS jatuh lebih dari dua persen dengan harga minyak merosot lebih dari enam persen dalam perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), yang diperpendek liburan. Kondisi itu terjadi lantaran perkembangan di Washington menambah kekhawatiran investor tentang perlambatan ekonomi global di tahun depan.

“Orang-orang mengatakan ini adalah Natal hitam,” kata seorang pedagang mata uang veteran di sebuah bank besar Jepang.

Indeks volatilitas Wall Street, yang mengukur volatilitas tersirat dari saham dan sering dipandang sebagai pengukur rasa takut bagi investor, melonjak ke posisi 36,10 yang merupakan level tertinggi sejak 6 Februari, ketika sempat melonjak hingga setinggi 50,30.

Presiden AS Donald Trump terus mengecam Federal Reserve dan menggambarkannya sebagai satu-satunya masalah bagi ekonomi AS, hanya beberapa hari setelah laporan muncul bahwa Trump telah membahas pemecatan Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

“Jika pembicaraan mengenai pemecatan Powell menjadi lebih realistis, itu akan merusak independensi the Fed sebagai bank sentral dan pada akhirnya merusak kepercayaan terhadap dolar,” kata Ekonom Pasar Sumitomo Mitsui Trust Bank Ayako Sera.

 

 

 

 

 

 

Sumber : metrotvnews.com

Gambar : Ekonomi

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *