Rupiah Jeblok, Menteri Jonan Pastikan Harga BBM Tak Naik

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Ignasius Jonan memastikan tidak akan ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar dalam waktu dekat ini. “Pemerintah tidak rencanakan kenaikan harga dalam waktu dekat. Itu saja jawabannya,” saat ditanyai wartawan soal peluang kenaikan harga BBM dalam diskusi di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa, 4 September 2018.

Isu kenaikan harga BBM itu muncul tak lepas dari tren pelemahan kurs rupiah belakangan ini. Kemarin kurs tengah Bank Indonesia menyebutkan rupiah di level Rp 14.840 per dolar AS, atau melemah dibandingkan pertengahan Agustus lalu Rp 14.621 per dolar AS. Kekhawatiran kenaikan harga BBM muncul karena ketergantungan impor terhadap komoditas itu masih tinggi.

Terkait hal ini, keputusan untuk tidak mengubah harga BBM sebenarnya telah diumumkan langsung Presiden Joko Widodo alias Jokowi sejak pertengahan Juni 2017. Saat itu, Jokowi mengumumkan keputusan ini telah diambil berdasarkan sejumlah kalkulasi tertentu. Pemerintah pun beberapa kali menyampaikan keputusan untuk mempertahankan harga tersebut tidak ada hubungan dengan Pemilu Presiden 2019.

Dengan keputusan ini, pemerintah sebenarnya juga menambah subsidi BBM demi mempertahankan harga. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 misalnya, pemerintah memutuskan untuk menambah subsidi untuk BBM jenis solar menjadi Rp 2.000 per liter. Angka ini naik dari yang semula hanya Rp 500 per liter.

Di sisi lain, Indonesia juga masih bergantung pada impor minyak mentah atau produk bensin jadi. Dari catatan Kementerian ESDM, impor minyak mentah dan produk bensin pada triwulan kedua 2018 masing-masing mencapai US$ 1,74 miliar dan US$ 3,82 miliar.

Keputusan pemerintah untuk menahan harga BBM ini pun tak ayal menuai kritik karena dianggap akan terus memperlemah rupiah. Hingga hari ini saja, kurs rupiah telah mencapai Rp 14.900 per dollar Amerika Serikat. Salah satunya ekonom UI, Chatib Basri yang menilai subsidi BBM selama ini hanya akan membuat pengguna pindah dari BBN nonsubsidi ke subidi yang akhirnya meningkatkan impor.

 

 

 

Sumber Berita : tempo.com
Sumber foto : Mentari Online

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *