Abaikan Protes Oposisi, Presiden Baru Zimbabwe Resmi Dilantik

Emmerson Mnangagwa resmi dilantik sebagai presiden Zimbabwe pada Minggu (26/8/2018), setelah pengadilan tinggi menolak tuntutan dari kelompok oposisi yang ingin agar hasil pemilu akhir Juli lalu dibatalkan. Seremoni pelantikan digelar di salah satu stadion di ibu kota Harare, dengan dihadiri ribuan pendukung Mnangagwa dan partai ZANU-PF.

“Saya Emmerson Dambudzo Mnangagwa bersumpah sebagai presiden republik Zimbabwe, saya akan setia kepada Zimbabwe, akan mematuhi menegakan dan membela konstitusi Zimbabwe,” kata Mnangagwa dalam sumpahnya.

Sebagai seorang pemimpin negara yang baru, Mnangagwa menyebut kemenangannya dalam pemilihan sebagai awal baru bagi Zimbabwe setelah bertahun-tahun penindasan dan perekomonian yang kacau di bawah pendahulunya, Robert Mugabe.

Mnangagwa dikukuhkan sebagai pemenang pemilu 30 Juli lalu dengan meraih 50,8 persen suara. Namun hasil yang diumumkan Komite Pemilihan Pusat Zimbabwe itu mendapat penolakan dari partai oposisi Gerakan untuk Perubahan Demokratis (MDC), yang dipimpin Nelson Chamisa.

Meskipun tuntutannya kepada pengadilan telah ditolak karena dianggap tidak cukup bukti yang menunjukkan adanya kecurangan dalam pemilu, seperti yang dituduhkan oposisi, Chamisa bertekad untuk tetap melakukan aksi “protes damai”.

Mnangagwa sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden yang mendampingi Robert Mugabe, namun kemudian dipecat dan disingkirkan. Namun berkat desakan dari militer, Mugabe yang telah memegang kekuasaan selama 30 tahun sejak 1987, akhirnya mengundurkan diri pada November tahun lalu.

Mnangagwa menggantikan Mugabe dan telah dilantik sebagai presiden peralihan pada 24 November 2017. Kala itu, Mnangagwa menjanjikan bakal menggelar pemilihan yang adil dan damai, serta transparan yang telah terlaksana pada 30 Juli lalu. Kendati demikian, pemilu pertama yang digelar tanpa Mugabe tersebut sempat diwarnai kekerasan dengan enam peserta protes tewas akibat tembakan yang dilepaskan tentara.

Mnangagwa pun berjanji akan menggelar penyelidikan atas kekerasan pascapemilu tersebut. “Untuk mengakhiri masalah ini, saya akan segera mengumumkan anggota komisi penyelidikan untuk insiden kekerasan yang akan mempublikasikan temuan mereka nantinya,” katanya, usai pelantikan. “Ini Zimbabwe yang berbeda. Fajar kedua Republik Zimbabwe kita,” tambahnya.

 

 

Sumber Berita : kompas.com
Sumber foto : Wartabuana.com

 

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *