ASEAN-China Sepakati Draf Negosiasi Kode Etik LCS

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan ASEAN dan China telah menyepakati draf dokumen negosiasi Code of Conduct (CoC) atau kode etik Laut China Selatan yang sama.

Balakrishnan mengatakan 10 negara Asia Tenggara dan China juga sudah sepaham mengenai “modalitas-modalitas kunci” yang dijadikan dasar negosiasi isi CoC di masa depan. Ini berarti dokumen tersebut masih bisa diubah dan dikembangkan secara terus menerus.

“Di mana selama ini ada ketidaksetujuan dari waktu ke waktu, kuncinya adalah mencari kesamaan dasar, fokus pada kerja sama praktis, dan menyelesaikan perbedaan secara damai dan niat baik,” kata Balakrishnan dalam pidatonya saat membuka Pertemuan Menteri ASEAN dan China di Singapura, Kamis (2/8).

Dia mengatakan negara ASEAN-China menyepakati draf negosiasi tersebut pada Juni lalu saat kedua belah pihak bertemu di Changsha, Provinsi Hunan, China.
Dalam pidatonya itu, Balakhrisnan juga mengatakan banyak kemajuan yang dicapai China dan negara ASEAN dalam memperkuat kerja sama selama tiga tahun terakhir.

Penguatan kerja sama antara kedua belah pihak, paparnya, terjadi di berbagai area termasuk perdagangan, investasi, dan inovasi. Menurut Balakhrisnan, penguatan relasi seperti ini hanya bisa dicapai dengan rasa saling percaya dan optimis antara kedua belah pihak.

Salah satu prestasi dari relasi China-ASEAN dalam tiga tahun terakhir adalah disahkannya Code for Unplanned Encounters at Sea 2016 dan pembentukan komunikasi langsung antara sesama menteri kemaritiman ASEAN-China untuk keadaan darurat di Laut China Selatan.

Selain itu, ASEAN dan China juga berencana mendiskusikan tindak lanjut masa depan kerja sama strategis menyambut 15 tahun kemitraan strategis kedua belah pihak. Balakrishnan mengatakan Singapura juga menantikan pengesahan ASEAN-China Strategic Vision 2030 pada November mendatang.

“Secara keseluruhan, kerja sama ASEAN-China telah menikmati perjalanan yang sangat baik selama tiga tahun terakhir, tapi masih banyak yang harus dilakukan,” tuturnya. Dalam gelaran tersebut, Menlu China Wang Yi menyambut baik pernyataan Balakrishnan dengan menganggap progres kerja sama sebagai “berita bagus dan perkembangan besar.”

Wang Yi menganggambarkan kemajuan negosiasi CoC “seperti usaha China-ASEAN untuk membangun rumah bersama di mana pada masa lalu ada 11 desain yang diajukan banyak negara tentang bagaimana rumah tersebut akan dibangun.”

“Sekarang, ASEAN-China telah meletakan dasar yang baik untuk desain, dan kami juga telah meletakan dasar-dasar pendukung seperti pilar-pilar untuk membangun rumah bersama tersebut,” kata Wang Yi. “Kami yakin bahwa tanpa adanya gangguan dari pihak luar, negosiasi CoC akan cepat selesai,” katanya seperti dikutip The Strait Times, Jumat (3/8).

Kerangka CoC berhasil disepakati China dan negara ASEAN November 2017 lalu setelah bertahun-tahun dinegosiasikan. CoC sengaja dibentuk sebagai pedoman negara berperilaku di LCS untuk menghindari konflik.

Perairan jalur perdagangan internasional ini menjadi kawasan rentan konflik sejak China mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan yang tumpang tindih dengan wilayah sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Filipina, Vietnam, dan Malaysia.

 

 

 

 

Sumber Berita : cnnindonesia.com
Sumber foto : International sindonews

 

 

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *